Sejak bayi hingga dewasa, manusia mengalami perubahan
lingkungan yang dapat memengaruhi mentalnya. Karena itulah ia perlu
disiapkan dalam bentuk upacara. Tedhak Siten atau Turun Tanah hanya
salah satunya. Upacara itu merupakan ungkapan rasa syukur karena
mendapat titipan dari Tuhan.
Nuriyah Abdurrahman Wahid tertawa melihat dua orang cucunya yang
masih berusia di bawah lima tahun muncul mengenakan busana Jawa. Malika
Aurora Madura, putri dari Yenny Wahid—putri kedua dari empat putri
presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid—mengenakan kain kebaya. Sedangkan
Kahlil Pandyakira Abdurrahman Akbarsyah, putra dari Anita Wahid—adik
Yenny—mengenakan kain dan surjan lengkap dengan belangkon. Semua yang
hadir ikut tersenyum-senyum melihat kelucuan mereka.
Hari itu, 7 Mei 2011, di sela kesibukannya membangun partai baru,
Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny) dan suaminya Dhohir Farisi,
bersama Anita Hayatunnufus Rahman Wahid (Anita) dan suaminya, Imam
Jehan Akbarsyah Sikumbang, mengadakan upacara Tedhak Siten bagi
anak-anak mereka.
Yenny mengatakan, menjalankan tradisi Tedhak Siten ini dengan harapan
agar putrinya kelak selamat dunia dan akhirat. “Saya juga berharap agar
Malika menjadi anak yang mandiri, bertanggung jawab, serta mendapatkan
derajat yang baik di tengah masyarakat,” ujar Yenny.
Akhir-akhir ini upacara Tedhak Siten diadakan oleh banyak tokoh.
Pasangan Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo, misalnya, juga
menyelenggarakan Tedhak Siten ketika putrinya, Siti Kirania Trihatmodjo,
berusia 7 bulan.
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat