Melatih kebaikan dan kesabaran tidak selalu mudah. Komunitas
Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu mengajarkannya melalui rangkaian
ritual.
Komunitas adat yang bermukim di Desa Krimun, Kecamatan Losarang,
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, ini menamakan diri Suku Dayak Hindu-
Budha Bumi Segandu. Namun, tidak ada hubungannya dengan suku dalam
artian etnis, tidak juga berkaitan dengan Suku Dayak di Kalimantan. Juga
tidak ada hubungannya dengan agama Hindu dan Budha.
Ya, “Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu” bukan kalimat harfiah.
Setiap katanya diambil dari kandungan makna dan filosofinya. “Suku Dayak
Hindu-Budha”, terdiri atas kata “suku” (dalam bahasa Jawa, merupakan
bahasa halus dari “sikil”) artinya “kaki”. Maknanya, setiap manusia
berjalan dan berdiri di atas kaki masing-masing untuk mencapai tujuan
sesuai dengan kepercayaan dan keyakinannya.
Lalu “dayak” diambil dari kata “diayak” yang artinya “disaring” agar
setiap manusia dapat menyaring, mana yang salah dan mana yang benar.
Adapun kata “hindu”, menurut Tetua Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu
Paheran Takmad Diningrat, artinya “kandungan” atau “rahim”. Makna
filosofisnya bahwa setiap manusia dilahirkan dari kandungan sang ibu
(perempuan). Dan, kata “budha” diistilahkan “wuda” atau “telanjang”,
mengingatkan bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang dan
suci.
“Bumi Segandu Indramayu” pun punya makna tersendiri. “Bumi” bermakna
“wujud”, sedangkan “segandu” bermakna “sekujur badan”. “Indramayu”,
mengandung pengertian: “in” (‘inti’), ”darma” (orangtua), “ayu”
(perempuan). Filosofinya, ibu (perempuan) merupakan sumber kehidupan
karena dari rahimnyalah kita semua dilahirkan.
Itu sebabnya masyarakat adat ini sangat menghormati kaum perempuan,
yang tecermin dalam ajaran dan kehidupan mereka sehari-hari. “Buat saya,
taat sama anak dan perempuan. Karena anak sama orangtua, yang benar
anak, orangtua salah dulu. Orang sekarang ngakunya benar semua,” kata
Paheran Takmad Diningrat. Maksudnya, sebagai orang yang lahir lebih
dulu, maka orangtua justru yang punya kesalahan lebih banyak daripada
anak.
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat