Percandian Batujaya hampir terlupakan. Padahal, situs
ini merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanagara yang mempunyai banyak
keunikan. Keunikannya, antara lain, terletak di dekat pantai dan dibuat
dari batu bata.
Sebegitu terkenalnya, Candi Jiwa ternyata hanya salah satu dari 30
candi yang ada di kompleks percandian Batujaya di Karawang, Jawa Barat.
Kompleks ini disebut percandian karena terdiri dari sekumpulan candi
yang tersebar di beberapa titik. Percandian Batujaya, yang lokasinya di
Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakis Jaya, Karawang, ini menarik
karena bila candi di Indonesia pada umumnya berada di dataran tinggi dan
jauh dari bibir pantai, lokasi percandian Batujaya hanya berjarak
sekitar 4 kilometer dari pantai. Situs seluas 5 kilometer persegi ini
berada di tengah persawahan, tidak jauh dari garis pantai utara Jawa
Barat dan Sungai Citarum. Hal itu membuat tanah di daerah itu tidak
pernah kering.
Akibat kondisi itu, pada saat hujan, air menggenang di seputar areal
candi sehingga proses ekskavasi (penggalian) situs itu pun tertunda
beberapa bulan. “Proses pengerjaan selanjutnya baru akan dimulai lagi
bulan April mendatang,” tutur Kaisin, penjaga situs cagar budaya
Batujaya, awal Februari lalu, kepada Warisan Indonesia.
Yang lebih menarik lagi, kalau biasanya candi menggunakan bahan dasar
batu gunung, candi-candi di situs Batujaya menggunakan batu bata. Hal
ini dimungkinkan mengingat Batujaya berada di dataran rendah, jauh dari
lokasi batu-batu gunung. Uniknya, ukuran bata yang dipakai, yakni 40 x
20 x 7 sentimeter, lebih besar dari bata pada umumnya. Bentuknya juga
bermacam-macam sesuai kebutuhan arsitektur bangunan candi. Di beberapa
bagian candi, misalnya, alas tangga di situs Segaran V (Candi
Blandongan) dilapis dengan stuko (plester).
“Bisa disimpulkan, kompleks candi di Batujaya adalah kompleks candi
bata paling tua,” ujar Judi Wahjudin, Kepala Kantor Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala, Serang. Hal itu karena di antara artefak-artefak
yang berhasil ditemukan terdapat peninggalan sebelum masa Hindu-Buddha,
antara lain delapan tengkorak dan gerabah dari masa prasejarah (masa
budaya buni).
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat