Laman

to night

Aku adalah binatang jalang yang menghembuskan angin kedinginan. apa pun bisa kita lakukan, biarkan Hayal mu melambung tinggi menikmati sensasi lambda sehingga hayalmu menembus batas, bangun ketika kau mulai lelah akan semua, bakarlah dinding-dinding yang membuatmu tidak mempunyai waktu untuk membuka sensasi Lamda. masih ingatkah kita pernah bercerita tentang puncuk-puncuk lambda di ketinggian 200Hez aku telah menemukan seluk beluk lambda. Mari bersama menembus batas normal, yang akan membuka tabir mimpi menjadi kenyataan. aku lambda yang membagunkan dengan Argumentum ad populum, wujud nyata, ilusi, melayang maya membuka tabir biru menjadi sir Lamda






Wednesday, December 14, 2011

Situs Batujaya – Kompleks Candi Bata Tertua di Jawa




Percandian Batujaya hampir terlupakan.  Padahal, situs ini merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanagara yang mempunyai banyak keunikan.  Keunikannya, antara lain, terletak di dekat pantai dan dibuat dari batu bata.
Sebegitu terkenalnya, Candi Jiwa ternyata hanya salah satu dari 30 candi yang ada di kompleks percandian Batujaya di Karawang, Jawa Barat.  Kompleks ini disebut percandian karena terdiri dari sekumpulan candi yang tersebar di beberapa titik.  Percandian Batujaya, yang lokasinya di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakis Jaya, Karawang, ini menarik karena bila candi di Indonesia pada umumnya berada di dataran tinggi dan jauh dari bibir pantai, lokasi percandian Batujaya hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari pantai. Situs seluas 5 kilometer persegi ini berada di tengah persawahan, tidak jauh dari garis pantai utara Jawa Barat dan Sungai Citarum. Hal itu membuat tanah di daerah itu tidak pernah kering.
Akibat kondisi itu, pada saat hujan, air menggenang di seputar areal candi sehingga proses ekskavasi (penggalian) situs itu pun tertunda beberapa bulan. “Proses pengerjaan selanjutnya baru akan dimulai lagi bulan April mendatang,” tutur Kaisin, penjaga situs cagar budaya Batujaya, awal Februari lalu, kepada Warisan Indonesia.
Yang lebih menarik lagi, kalau biasanya candi menggunakan bahan dasar batu gunung, candi-candi di situs Batujaya menggunakan batu bata. Hal ini dimungkinkan mengingat Batujaya berada di dataran rendah, jauh dari lokasi batu-batu gunung. Uniknya, ukuran bata yang dipakai, yakni 40 x 20 x 7 sentimeter, lebih besar dari bata pada umumnya. Bentuknya juga bermacam-macam sesuai kebutuhan arsitektur bangunan candi. Di beberapa bagian candi, misalnya, alas tangga di situs Segaran V (Candi Blandongan) dilapis dengan stuko (plester).
“Bisa disimpulkan, kompleks candi di Batujaya adalah kompleks candi bata paling tua,” ujar Judi Wahjudin, Kepala Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Serang. Hal itu karena di antara artefak-artefak yang berhasil ditemukan terdapat peninggalan sebelum masa Hindu-Buddha, antara lain delapan tengkorak dan gerabah dari masa prasejarah (masa budaya buni).

No comments:

Post a Comment

terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat