Kontribusi Kerajaan Karangasem pada perkembangan sejarah
Bali amat penting. Saat zaman berubah, anak cucu raja berkumpul dan
melestarikan tradisinya di sebuah puri.
Puri Agung Karangasem adalah salah satu peninggalan penting Kerajaan Karangasem.
Bangunan megah yang hingga kini tetap terpelihara itu sesungguhnya baru hadir jauh setelah pendirian kerajaan. Namun, kenyataannya, kompleks seluas 1,5 hektar itu memainkan peran penting pada masa kemerdekaan menyusul sirnanya kekuasaan kerajaan yang sesungguhnya.
Bangunan megah yang hingga kini tetap terpelihara itu sesungguhnya baru hadir jauh setelah pendirian kerajaan. Namun, kenyataannya, kompleks seluas 1,5 hektar itu memainkan peran penting pada masa kemerdekaan menyusul sirnanya kekuasaan kerajaan yang sesungguhnya.
I Gusti Gede Djelantik adalah raja yang mendirikan puri itu. Saat
itu, ia adalah Stedehouder atau wakil pemerintah kolonial Belanda yang
pertama antara tahun 1896 dan 1908. Sejak 1909, ia digantikan
keponakannya, I Gusti Bagus Djelantik, atau Anak Agung Bagus Djelantik.
Inilah raja terakhir yang meninggal pada 1966 di Puri Agung tersebut.
Raja terakhir, yang juga tersohor dengan nama Ida Anak Agung Agung
Anglurah Ketut Karangasem ini, amat berjasa. Dia meninggalkan banyak
karya di berbagai bidang. Karangasem mencapai kemajuan pesat.
Pendidikan, kesenian, adat, pertanian ataupun keagamaan. Keahliannya
mencakup seni ukir dan tari gambuh. Ia juga menggubah tembang dan
kakawin dalam bahasa Kawi.
Puri Agung Karangasem, yang merupakan karya pendahulunya, itu ia
perindah dengan menciptakan Kuri Agung atau gapura istana. Rancangannya
unik dan terus terpelihara hingga kini. Dua buah taman yang merupakan
karyanya adalah Taman Sukadasa (1919) dan Taman Tirta Gangga (1948).
Setelah kemerdekaan pemerintahan kerajaan tidak ada lagi. Namun,
menurut pengelola Puri Agung Karangasem, Anak Agung Made Arya, tata
pemerintahan sebenarnya sampai kini masih lestari di lingkungan semeton
atau kerabat internal. Tentu, penerapannya berbeda pada saat ini karena
tatanan itu dijaga untuk memenuhi kepentingan adat dan keagamaan di
lingkungan puri.“Kalau dahulu puri dipimpin seorang raja, kini dipimpin
penglingsir puri,” tutur cucu raja terakhir Kerajaan Karangasem itu
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat