Laman

to night

Aku adalah binatang jalang yang menghembuskan angin kedinginan. apa pun bisa kita lakukan, biarkan Hayal mu melambung tinggi menikmati sensasi lambda sehingga hayalmu menembus batas, bangun ketika kau mulai lelah akan semua, bakarlah dinding-dinding yang membuatmu tidak mempunyai waktu untuk membuka sensasi Lamda. masih ingatkah kita pernah bercerita tentang puncuk-puncuk lambda di ketinggian 200Hez aku telah menemukan seluk beluk lambda. Mari bersama menembus batas normal, yang akan membuka tabir mimpi menjadi kenyataan. aku lambda yang membagunkan dengan Argumentum ad populum, wujud nyata, ilusi, melayang maya membuka tabir biru menjadi sir Lamda






Saturday, December 10, 2011

Reog dan Warok – Legenda Jawa Timur yang Masih Tersisa


Seni pertunjukan sekaligus legenda yang masih tersisa dari Jawa Timur. Sempat diklaim sebagai warisan budaya Malaysia.
Masyarakat Indonesia sempat bereaksi keras ketika situs web Kementerian Kesenian dan Warisan Malaysia memuat gambar topeng dada merak–yang biasa ada dalam pertunjukan reog–dan menyebutnya sebagai warisan budaya Malaysia.  Dhadha topeng kepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak itu jelas-jelas terdapat tulisan “Malaysia”.
Ribuan seniman reog protes dan mendatangi Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta sebab reog selama ini dikenal sebagai kesenian asli Indonesia yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.
Namun, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain berkilah bahwa yang mereka klaim sebagai milik Malaysia bukan reog, melainkan tari barongan. Ia juga mengakui bahwa tari barongan–yang menurut mereka adalah bagian dari kisah Nabi Sulaiman pada saat harimau dan merak sedang berinteraksi–adalah tari rakyat Jawa yang dibawa merantau ke Malaysia dan sering dibawakan terutama di Batu Pahat, Johor, dan Selangor.
Tetap Bertahan
Reaksi keras masyarakat Indonesia tersebut memperlihatkan kepedulian kepada reog, sebagai salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur, khususnya Ponorogo. Di tengah lajunya zaman, ternyata kesenian reog tetap mampu bertahan dan diakui. Bukan hanya di daerah asalnya, melainkan juga berkembang sampai ke Sumatra, Kalimantan, tidak mengherankan bila sampai ke Malaysia dan Suriname.
Apabila pihak Malaysia mengatakan yang diakui sebagai milik Malaysia bukan reog, melainkan barongan, hal itu mengartikan, mereka tak paham bahwa barongan adalah bagian dari reog. Dhadha merak atau barongan merupakan topeng dengan panjang 2,25 m, lebar 2,30 meter, dan berat 50 kg. Orang biasa akan sulit melakukannya, apalagi dilakukan sambil menari-nari.

No comments:

Post a Comment

terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat