Manusia tidak akan pernah lepas dari serangkaian hukum alam. Ketentuan
ini akan mengikat setiap individu, tak peduli apakah ia setuju atau pun
tidak, karena hukum alam merupakan ketetapan dari Sang Pencipta bagi
alam dan seisinya. Salah satu hukum alam yang mengikat kita adalah Hukum
Kekekalan Energi.
Energi itu bersifat kekal. Menurut Einstein, energi tidak bisa
dimusnahkan, ia hanya berubah bentuk. Lantas apa sajakah bentuk energi
yang relevan dengan kehidupan manusia? Jawabannya adalah SEGALANYA!
Energi di sini meliputi semua perbuatan yang kita lakukan, langkah kaki
kita, ayunan tangan kita, kata-kata yang kita ucapkan, senyum yang kita
bagi, bahkan niat yang terlintas dalam pikiran kita. Sejalan dengan
konsep hukum karma, Newton dalam Hukum Newton ke-2 menyatakan bahwa Aksi
= Reaksi.
Apapun Aksi (energi) yang kita lepaskan, akan selalu memberikan Reaksi
(balasan) yang setimpal. Artinya, semua perbuatan yang pernah kita
lakukan, selalu memberikan dampak pada diri kita sendiri, bahkan pada
anak cucu kita. Nah, bila kita menginginkan energi (dampak) yang baik
dalam kehidupan kita dan anak cucu kita kelak, pertanyaannya adalah,
“Energi (perbuatan) seperti apakah yang selayaknya kita lakukan?” Untuk
menjawabnya, kita perlu menghubungkan ke-2 hukum alamtadi dengan sebuah
hukum alam lainnya, yaitu Hukum Keseimbangan.
Hukum Keseimbangan menyatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini
selalu berpasangan. Bila kita mengenal energi positif, tentunya sebagai
penyeimbang Tuhan juga menciptakan energi negatif. Keduanya memang akan
menciptakan sebuah keseimbangan. Dan Hukum Keseimbangan ini selalu
bersinergi secara harmonis dengan hukum alam lainnya, termasuk Hukum
Kekekalan Energi dan Hukum Aksi-Reaksi di atas. Energi positif selalu
berkumpul dengan energi positif. Karena itu, umpan balik berupa energi
positif HANYA akan diperoleh bila kita juga selalu menebar energi
positif. Artinya, jangan pernah kita mengharapkan keberuntungan, rejeki
berlimpah, peningkatan order, peningkatan penjualan, dan sebagainya,
bila yang selalu kita kerjakan hanyalah kecurangan, penipuan,
kesombongan, kemaksiatan dan sejenisnya. Semua agama selalu menganjurkan
untuk menebar energi positif.
Mulai dari ringan tangan (beramal), rajin bekerja, berprasangka baik,
membagi kasih, sampai yang paling sederhana, membagi senyum. Sebaliknya,
energi negatif sesungguhnya merupakan larangan agama. Mulai dari yang
ekstrim seperti mencuri dan menipu, sampai hal-hal yang nampak remeh
seperti sombong, membanggakan diri, merendahkan orang lain.Lantas,
bagaimana bila di masa lampau kita banyak terpeleset menebar energi
negatif? Ada satu fasilitas dari hukum alam yang telah disediakan oleh
Tuhan.
Energi positif, mempunyai kekuatan berkali lipat lebih kuat dibanding
dengan energi negatif. Seperti kerja gravitasi semesta, apa jadinya bila
matahari (pusat tatasurya) ukurannya jauh lebih kecil dari bumi (yang
mengitarinya)? Energi positif akan menghapus “jejak” energi negatif yang
pernah Anda keluarkan, merubahnya menjadi energi positif pula.
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat