Laman

to night

Aku adalah binatang jalang yang menghembuskan angin kedinginan. apa pun bisa kita lakukan, biarkan Hayal mu melambung tinggi menikmati sensasi lambda sehingga hayalmu menembus batas, bangun ketika kau mulai lelah akan semua, bakarlah dinding-dinding yang membuatmu tidak mempunyai waktu untuk membuka sensasi Lamda. masih ingatkah kita pernah bercerita tentang puncuk-puncuk lambda di ketinggian 200Hez aku telah menemukan seluk beluk lambda. Mari bersama menembus batas normal, yang akan membuka tabir mimpi menjadi kenyataan. aku lambda yang membagunkan dengan Argumentum ad populum, wujud nyata, ilusi, melayang maya membuka tabir biru menjadi sir Lamda






Sunday, December 11, 2011

logika rill, nyata, kenyataan bukti rahasia yang tersimpan pada manusia yang bukan tahayul yang dibuktikan dengan alamiah

Manusia tidak akan pernah lepas dari serangkaian hukum alam. Ketentuan ini akan mengikat setiap individu, tak peduli apakah ia setuju atau pun tidak, karena hukum alam merupakan ketetapan dari Sang Pencipta bagi alam dan seisinya. Salah satu hukum alam yang mengikat kita adalah Hukum Kekekalan Energi.
Energi itu bersifat kekal. Menurut Einstein, energi tidak bisa dimusnahkan, ia hanya berubah bentuk. Lantas apa sajakah bentuk energi yang relevan dengan kehidupan manusia? Jawabannya adalah SEGALANYA! Energi di sini meliputi semua perbuatan yang kita lakukan, langkah kaki kita, ayunan tangan kita, kata-kata yang kita ucapkan, senyum yang kita bagi, bahkan niat yang terlintas dalam pikiran kita. Sejalan dengan konsep hukum karma, Newton dalam Hukum Newton ke-2 menyatakan bahwa Aksi = Reaksi.
Apapun Aksi (energi) yang kita lepaskan, akan selalu memberikan Reaksi (balasan) yang setimpal. Artinya, semua perbuatan yang pernah kita lakukan, selalu memberikan dampak pada diri kita sendiri, bahkan pada anak cucu kita. Nah, bila kita menginginkan energi (dampak) yang baik dalam kehidupan kita dan anak cucu kita kelak, pertanyaannya adalah, “Energi (perbuatan) seperti apakah yang selayaknya kita lakukan?” Untuk menjawabnya, kita perlu menghubungkan ke-2 hukum alamtadi dengan sebuah hukum alam lainnya, yaitu Hukum Keseimbangan.
Hukum Keseimbangan menyatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini selalu berpasangan. Bila kita mengenal energi positif, tentunya sebagai penyeimbang Tuhan juga menciptakan energi negatif. Keduanya memang akan menciptakan sebuah keseimbangan. Dan Hukum Keseimbangan ini selalu bersinergi secara harmonis dengan hukum alam lainnya, termasuk Hukum Kekekalan Energi dan Hukum Aksi-Reaksi di atas. Energi positif selalu berkumpul dengan energi positif. Karena itu, umpan balik berupa energi positif HANYA akan diperoleh bila kita juga selalu menebar energi positif. Artinya, jangan pernah kita mengharapkan keberuntungan, rejeki berlimpah, peningkatan order, peningkatan penjualan, dan sebagainya, bila yang selalu kita kerjakan hanyalah kecurangan, penipuan, kesombongan, kemaksiatan dan sejenisnya. Semua agama selalu menganjurkan untuk menebar energi positif.
Mulai dari ringan tangan (beramal), rajin bekerja, berprasangka baik, membagi kasih, sampai yang paling sederhana, membagi senyum. Sebaliknya, energi negatif sesungguhnya merupakan larangan agama. Mulai dari yang ekstrim seperti mencuri dan menipu, sampai hal-hal yang nampak remeh seperti sombong, membanggakan diri, merendahkan orang lain.Lantas, bagaimana bila di masa lampau kita banyak terpeleset menebar energi negatif? Ada satu fasilitas dari hukum alam yang telah disediakan oleh Tuhan.
Energi positif, mempunyai kekuatan berkali lipat lebih kuat dibanding dengan energi negatif. Seperti kerja gravitasi semesta, apa jadinya bila matahari (pusat tatasurya) ukurannya jauh lebih kecil dari bumi (yang mengitarinya)? Energi positif akan menghapus “jejak” energi negatif yang pernah Anda keluarkan, merubahnya menjadi energi positif pula.

No comments:

Post a Comment

terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat