Laman

to night

Aku adalah binatang jalang yang menghembuskan angin kedinginan. apa pun bisa kita lakukan, biarkan Hayal mu melambung tinggi menikmati sensasi lambda sehingga hayalmu menembus batas, bangun ketika kau mulai lelah akan semua, bakarlah dinding-dinding yang membuatmu tidak mempunyai waktu untuk membuka sensasi Lamda. masih ingatkah kita pernah bercerita tentang puncuk-puncuk lambda di ketinggian 200Hez aku telah menemukan seluk beluk lambda. Mari bersama menembus batas normal, yang akan membuka tabir mimpi menjadi kenyataan. aku lambda yang membagunkan dengan Argumentum ad populum, wujud nyata, ilusi, melayang maya membuka tabir biru menjadi sir Lamda






Sunday, January 30, 2011

Presiden Mubarak Tolak Mundur


Ilustrasi
KAIRO - Puluhan ribu rakyat Mesir turun ke jalan untuk mendesak Presiden Hosni Mubarak turun dari jabatannya. Mubarak akhirnya membubarkan kabinet pemerintahannya.

Namun, keputusan itu tak berarti bagi rakyat Mesir karena Mubarak tetap menolak mundur. Kerusuhan terus pecah di beberapa kota, termasuk Kairo. Sedikitnya 48 orang tewas dan 1.500 warga sipil serta 1.000 polisi terluka sejak Selasa 25 Januari lalu.

Puluhan ribu pengunjuk rasa memenuhi Lapangan Tahrir, Kairo, sambil meneriakkan “Turun Mubarak! Kami datang ke sini untuk mengatakan kami tidak menginginkanmu Mubarak.Kami ingin Anda keluar dari negeri ini,” tegas Mohammed Osama, 25, pengacara yang ikut berunjuk rasa saat militer mengumumkan jam malam diberlakukan dan diperluas ke kota-kota utama, Sabtu (29/1/2011).

Pengunjuk rasa tidak hanya meminta Mubarak mundur, tapi juga berakhirnya korupsi dan kebrutalan polisi yang menjadi sangat sistematis di bawah pemerintahan Mubarak selama 30 tahun.

Adapun peraih penghargaan Nobel Perdamaian Mohamed El- Baradei terus menekan Mubarak untuk mundur dari jabatannya. “Presiden Mubarak tidak memahami pesan rakyat Mesir. Pidatonya mengecewakan sepenuhnya. Protes akan berlanjut lebih besar hingga rezim Mubarak jatuh,” tegasnya.

Gerakan oposisi paling terorganisasi di Mesir, Ikhwanul Muslimin (IM/Persaudaraan Muslim), yang tidak menegaskan dukungannya pada unjuk rasa hingga Kamis lalu, berinisiatif menyerukan pemindahan kekuasaan secara damai melalui kabinet transisi.

Ke-50 pemimpin IM turut ditahan bersama lebih dari 350 orang lainnya yang ditahan pada Jumat lalu. Jam malam yang diberlakukan di Kairo, Alexandria, dan Suez diabaikan oleh para pengunjuk rasa.

Jam malam pun diperpanjang dari pukul 16.00 hingga pukul 08.00 waktu setempat. Militer memperingatkan warga sipil untuk tidak berkumpul di tempat publik. Militer, tidak seperti polisi yang represif, lebih dihormati warga Mesir.

Kehadirannya di jalanan lebih direspons positif oleh massa. Meski jam malam diberlakukan, toko-toko dan perkantoran tetap dijarah kemarin malam. Polisi menahan sekitar 14 orang di sebuah jembatan Kairo saat mereka menjarah.

Sekira 60 persen kantor polisi Mesir dilaporkan telah dibakar oleh pengunjuk rasa. Bentrok juga terjadi di kota pelabuhan Ismailiya, timur laut Ibu Kota. Saat itu ribuan pekerja bentrok melawan polisi.

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mendesak Pemerintah Mesir untuk tidak menggunakan kekerasan saat menghadapi pengunjuk rasa. Obama menyatakan hal tersebut dalam percakapan telepon dengan Mubarak. Adapun Presiden Palestina Mahmud Abbas menelepon Mubarak dan menyatakan harapannya bahwa negara akan aman meski terjadi kerusuhan.

“Presiden Mahmud Abbas menghubungi Presiden Mubarak dan menegaskan solidaritasnya dengan Mesir dan komitmennya terhadap keamanan dan stabilitas,” papar pernyataan yang dirilis kantor Abbas.

Raja Abdullah dari Arab Saudi juga menyatakan dukungan kepada Mubarak dan mengecam pihak yang mengacaukan situasi keamanan Mesir. Selama percakapan, Abdullah mengecam para pengacau yang mengatasnamakan kemerdekaan berekspresi. 

No comments:

Post a Comment

terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat