Laman

to night

Aku adalah binatang jalang yang menghembuskan angin kedinginan. apa pun bisa kita lakukan, biarkan Hayal mu melambung tinggi menikmati sensasi lambda sehingga hayalmu menembus batas, bangun ketika kau mulai lelah akan semua, bakarlah dinding-dinding yang membuatmu tidak mempunyai waktu untuk membuka sensasi Lamda. masih ingatkah kita pernah bercerita tentang puncuk-puncuk lambda di ketinggian 200Hez aku telah menemukan seluk beluk lambda. Mari bersama menembus batas normal, yang akan membuka tabir mimpi menjadi kenyataan. aku lambda yang membagunkan dengan Argumentum ad populum, wujud nyata, ilusi, melayang maya membuka tabir biru menjadi sir Lamda






Monday, April 9, 2012

"Sisi Lain Perempuan Bali"


Karakter perempuan Bali sering digambarkan secara streriotif, sebagai figur manusia beretos kerja tinggi, ulet, mandiri, dan memiliki bakti yang tinggi pada keluarga.  Tidak ada masalah bagi perempuan Bali untuk mengembangkan diri sebagai seorang profesional di bidang karier yang digelutinya yang disumbangkan pada kesejahteraan keluarga.
Perempuan Bali memainkan lakon yang multidimensi dan multijender, sebagai perempuan, pekerja, anggota keluarga, dan warga banjar, serta sebagai penyelenggara praktik keagamaan. Praktik agama Hindu adat Bali hampir bisa dipastikan digerakkan oleh mayoritas kaum perempuan.
Namun, sering kali beban berat yang disandang sebagian besar kaum perempuan Bali itu tidak sepadan dengan hak-hak yang mereka dapatkan. Fenomena ini memunculkan pertanyaan, seperti apa ideologi patriarki bekerja dalam keluarga Hindu adat Bali? Bukankan secara kultural perempuan Bali relatif memiliki kemandirian dan kebebasan untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan?
Lalu apa yang menyebabkan kemandirian itu tidak membuahkan keadilan terhadap hak-hak hidup kaum perempuan Bali? Hak-hak mana yang telah tercerabut dari diri kaum perempuan Bali?

No comments:

Post a Comment

terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat