Karakter perempuan Bali sering digambarkan secara streriotif,
sebagai figur manusia beretos kerja tinggi, ulet, mandiri, dan memiliki
bakti yang tinggi pada keluarga. Tidak ada masalah bagi perempuan Bali
untuk mengembangkan diri sebagai seorang profesional di bidang karier
yang digelutinya yang disumbangkan pada kesejahteraan keluarga.
Perempuan Bali memainkan lakon yang multidimensi dan multijender, sebagai perempuan, pekerja, anggota keluarga, dan warga banjar,
serta sebagai penyelenggara praktik keagamaan. Praktik agama Hindu adat
Bali hampir bisa dipastikan digerakkan oleh mayoritas kaum perempuan.
Namun, sering kali beban berat yang disandang sebagian besar kaum
perempuan Bali itu tidak sepadan dengan hak-hak yang mereka dapatkan.
Fenomena ini memunculkan pertanyaan, seperti apa ideologi patriarki
bekerja dalam keluarga Hindu adat Bali? Bukankan secara kultural
perempuan Bali relatif memiliki kemandirian dan kebebasan untuk
mendapatkan pendidikan dan pekerjaan?
Lalu apa yang menyebabkan kemandirian itu tidak membuahkan keadilan
terhadap hak-hak hidup kaum perempuan Bali? Hak-hak mana yang telah
tercerabut dari diri kaum perempuan Bali?
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat