“Banyak orang cemas lalu bertanya-tanya, apakah di negeri
ini masih ada pahlawan. Tetapi, kalau kita simak di daerah-daerah,
tidak perlu ragu karena masih banyak perbuatan kepahlawanan yang tidak
seharusnya membuat kita khawatir, ”begitu antara lain kata Andi Noya,
“rajanya”Kick Andy, acara bincang-bincang di Metro TV, dalam Kick Andy
Heroes Award 2011, beberapa waktu lalu.
Salah satu pahlawan versi Kick Andy ialah Johanes Barnabas Ndolu,
yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Ia adalah seorang
kepala adat yang berjuang justru melawan adat. Ternyata,adat telah
melakukan “penindasan” terhadap masyarakat yang membuat warga terbelit
utang, Ada upacara yang mewajibkan urunan sumbangan tertentu kepada
anggota masyarakat untuk pesta besar-besaran yang akhirnya mencekik
leher semua orang.
Berkat upaya Johanes, tekanan untuk menyumbang— dengan iming-iming
akan juga disumbang pada giliran menyelenggarakan pesta—dialihkan. Hajat
yang tidak sedikit menguras biaya itu dialihgunakan menjadi pengumpulan
dana masyarakat untuk pendidikan masa depan putra-putri Rote.
Perjuangan tersebut tak sedikit mendapat tantangan. Akan tetapi, jumlah
desa yang berhasil ditaklukkan Johanes berhasil mematahkan hati ketiga
juri (Romo Mudji Sutrisno, Dr. Komaruddin Hidayat, dan Dr. Imam
Prasodjo), hingga kemudian menobatkannya sebagai salah satu dari 7
Pahlawan Kick Andy.
Apa yang dilakukan oleh Johanes sesungguhnya adalah penafsiran baru
terhadap gotong royong. Pengumpulan sumbangan dari masyarakat untuk
mewujudkan pesta, tentu rasio awalnya dulu adalah meringankan beban
anggota masyarakat yang bertanggung jawab atas pesta. Biaya itu akan
kembali kepada pemiliknya kelak. Akan tetapi, karena adat menetapkannya
sebagai keharusan yang mutlak dengan segala sanksi sosialnya,
kearifannya menjadi luntur.Kebijakan adat atau tradisi itu berubah
menjadi kezaliman.
Dengan mengalihkan arah dari pesta ke pendidikan, Johanes sebenarnya
tetap mempertahankan ide “mendukung bersama” beban masyarakat. Tetapi
untuk itu, ia harus melakukan pendekatan dan diplomasi sedemikian rupa
sehingga kata menentang, melabrak, dan melawan bisa berbunyi
melempangkan tujuan dengan target yang positif.
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat