Ratusan gunung yang menghias Nusantara banyak menjadi tempat tujuan
wisata di daerah ketinggian dengan hawa sejuk. Sebutlah Berastagi di
Sumatera Utara; Bukit Tinggi di Sumatera Barat;
Kawasan Puncak Pass, Pengalengan, dan Kawah Putih di Jawa Barat; bahkan berbagai tempat lain hingga ujung timur Indonesia.
Namun, bisa jadi hanya Dataran Tinggi Dieng yang memiliki puluhan
titik wisata dalam satu kawasan. Daya tarik Dieng tidak sebatas
keindahan alam nan eksotis. Mitos yang menyelimutinya semakin menjadi
pesona sekaligus magnet kunjungan turis lokal dan mancanegara.
Mitos anak gembel dari Dieng, misalnya. Kisah misteri keberadaan
anak-anak itu begitu tersohor. Rambut mereka menjadi kaku tidak tercipta
sejak lahir atau karena kesengajaan. Penyebabnya justru berlangsung
saat usia anak di bawah lima tahun. Diawali oleh demam tinggi, keesokan
harinya beberapa helai rambut menyatu jadi gimbal.
Saat proses rambut seorang anak menjadi gimbal, demam bisa datang
berulang. Anehnya, penampilan si anak gembel berubah kusam. Meskipun
mandi dan keramas, kulit mereka seolah tak terawat. Ketika rambut
gimbalnya dipotong, anak yang menderita “penyakit aneh” ini jatuh sakit
lagi dan rambutnya kembali mengeras.
Belum ada yang bisa menjawab fenomena ini. Tak banyak kajian ilmiah
yang membahasnya. Ketika dugaan penyebab gimbal berhubungan dengan
kebersihan anak dan keluarganya, nyatanya “kejanggalan” juga terjadi
pada keluarga dengan tingkat sanitasi di atas rata-rata. Contoh nyata
tampak pada Muhammad Alfarizi Masaid, siswa kelas III SD. Rambutnya gimbal, sementara adiknya berambut normal. Mereka berdua dibesarkan
pasangan suami-istri petani kentang yang cukup berhasil.
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat