Suatu siang di pertengahan oktober 2010, Manto (34), warga Dusun
Talang Darat, Kelurahan Burung Dinang, Kecamatan Dempo Utara, Kota
Pagaralam, Sumatera Selatan, pergi memancing ke Sungai Luang Akin.
Saat tengah asyik memegangi kail, pandangan matanya tertumpu pada
sebuah air terjun kecil yang jaraknya hanya lima meter darinya. Dia
terkejut dan termangu. Dia seperti melihat sesosok manusia yang
menempel di batuan air terjun itu. Diusap matanya. Wajah itu tidak
hilang.
Patung-patung yang usianya berkisar 2.000 tahun itu, menurut Erwan,
menunjukkan karakter dinamis bukan statis seperti yang banyak ditemukan
pada patungpatung purba lainnya di Asia Tenggara.
Manto pun mendekati air terjun. Ya, ternyata itu adalah sebuah
patung. Dia pun naik ke atas guna memastikan patung berwujud manusia
itu. Manto langsung pulang ke dusunnya. Dia memberi tahu keluarganya,
kemudian bergegas bersama warga dusun lainnya menemui Lurah Burung
Dinang Franses Jhoniko Se.
Tak lama kemudian masyarakat ramai melihat patung tersebut. Setelah
diamati lebih jauh, ternyata bukan hanya satu patung. Ada patung lain di
batuan air terjun itu. Jadi sepasang patung manusia. Hanya patung
satunya sulit dilihat lantaran dialiri air terjun. Mereka seperti dua
penjaga yang tengah menjaga gerbang candi. Tinggi kedua patung berkisar
3 meter dengan tangan kanan diangkat ke atas dan tangan kiri sedang
berkacak pinggang dengan perut yang tampak besar. Adapun wajahnya dengan
ciri mata belok atau besar dan daun telinga yang besar dengan
rambut bergelombang. Penemuan ini cukup menggemparkan masyarakat Dusun
Talang Darat sebab ini kali pertama mereka mendapatkan atau menemukan
artefak peninggalan dari tradisi megalitik Dataran Tinggi Pasemah, yang
pernah berkembang sekitar 2.000 tahun sebelum Masehi.
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat