Mendengar nama kampung Arab, sempat kepikiran kalau penduduk yang menghuni tempat ini adalah warga keturunan Arab.
Sebagian besar penduduk yang tinggal memang keturunan Arab atau Timur Tengah. Namun sisanya warga pribumi. Mereka berbaur dengan penduduk asli dan warga pendatang lainnya.
Kampung Arab terletak di Surabaya, Jawa Timur . Letaknya sekitar 10 kilometer dari pusat kota Surabaya.
Jika menggunakan kendaraan bermotor, kampung ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu jam dari Surabaya.
Berada di kampung Arab seperti berada di negeri Timur Tengah sungguhan. Rumah di kampung itu memiliki ciri khas, dengan dua pintu dan dua pilar penyangga, serta teras di depan rumah.
Satu pintu kecil dibuat untuk pemilik rumah dan anggota keluarganya sedangkan pintu besar berupa gerbang merupakan pintu untuk tamu.
Di bagian depan rumah terdapat kamar mandi yang khusus diperuntukan bagi tamu. Pemilik rumah tidak boleh memakai kamar mandi ini.
Umunya, warga keturunan yang tinggal di kampung Arab bekerja sebagai pedagang. Mereka berjualan aneka macam barang, mulai dari pakaian, minyak wangi, peralatan ibadah, hingga buah kurma.
Tradisi Arab pun tidak lepas dan berlaku di daerah ini. Kaum wanita tidak diperbolehkan memperlihatkan diri di muka umum, termasuk disorot kamera. Suasana Islam memang masih sangat terasa.
Nah, begitu pula dengan soal makanan. Makanan khas yang selalu disantap adalah nasi kebuli. Nasi campuran rempah-rempah dan daging kambing yang dimasak bersamaan.
Nasi kebuli menjadi makanan spesial keluarga di kampung Arab. Nasi kebuli biasanya dihidangkan saat acara makan bersama yang dilakukan di tempat khusus semacam balai.
Zaman boleh berganti, namun tradisi warisan leluhur harus tetap ditegakkan. Itulah prinsip yang dipegang warga Kampung Arab ini. Mereka akan tetap menjaga tradisi tersebut hingga akhir zaman.
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat