Laman

to night

Aku adalah binatang jalang yang menghembuskan angin kedinginan. apa pun bisa kita lakukan, biarkan Hayal mu melambung tinggi menikmati sensasi lambda sehingga hayalmu menembus batas, bangun ketika kau mulai lelah akan semua, bakarlah dinding-dinding yang membuatmu tidak mempunyai waktu untuk membuka sensasi Lamda. masih ingatkah kita pernah bercerita tentang puncuk-puncuk lambda di ketinggian 200Hez aku telah menemukan seluk beluk lambda. Mari bersama menembus batas normal, yang akan membuka tabir mimpi menjadi kenyataan. aku lambda yang membagunkan dengan Argumentum ad populum, wujud nyata, ilusi, melayang maya membuka tabir biru menjadi sir Lamda






Monday, August 15, 2011

MISTIK Semburan Air di Bulan Saturnus



Bulan Saturnus, Enceladus, menyemburkan air di sekitar planet ‘ibunya’. Kini, ilmuwan berhasil memecahkan apa yang telah menjadi misteri selama 14 tahun itu.

Teleskop laur angkasa milik Badan Luar Angkasa Eropa Herschel berhasil memecahkan misteri 14 tahun itu setelah mengidentifikasi sumber air di bagian atas Saturnus. Artinya, Enceladus merupakan satu-satunya bulan di tata surya yang terpengaruh komposisi kimia planet induknya.

Bulan Saturnus ini menyemburkan 250 kg air tiap detik melalui koleksi jet dari kutub selatannya yang dikenal sebagai Tiger Stripes karena tanda nyata di permukaanya. Penelitian krusial ini mengungkap, air menciptakan uap berbentuk donat di sekeliling planet bercincin itu.

Awalnya, ukuran besar uap ini luput dari pengamatan namun berkat rancangan khusus Herschel, gelombang inframerah yang ada pada teleskop itu mampu ‘menangkapnya’. Atmosfer Saturnus dikenal menyimpan jejak gas air dalam lapisannya yang lebih dalam seperti ditulis Dailymail.

Air yang ada pertama dilaporkan pada 1997 oleh tim saat menggunakan Infrared Space Observatory ESA dan sumber air yang ada masih tak diketahui, setidaknya hingga kini. Namun, berkat model komputer, diketahui, sumber air berasal dari es yang jatuh ke Saturnus atau bulan Saturnus lainnya.

"Tak ada analogi pada perilaku ini,” ujar Kepala peneliti Paul Hartogh dari Max Planck Institute for Solar System Research di Katlenburg-Lindau, Jerman. Bagian kecil yang jatuh ke planet ini cukup menjelaskan air yang ada di atmosfer atas.

No comments:

Post a Comment

terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat