Lukisan dengan obyek figur Bung Karno yang ada di Museum Bung Karno,
menurut sejumlah kesaksian tampak hidup. Konon, ini bisa dilihat di
bagian dadanya yang tampak berdetak layaknya orang yang sedang bernafas.
Padahal, ketika masih berada di Istana Bogor, lukisan ini tak
menampakkan fenomena keganjilan apapun. Lalu, fenomena apa sebenarnya
yang terjadi pada lukisan bergambar tokoh proklamator ini?
Di sisi selatan makam Ir. Sukarno di Blitar, Jawa Timur, ada sebuah
museum yang lebih dikenal dengan nama Museum Bung Karno. Lokasi museum
ini, tepat berhadap-hadapan dengan makam sang Proklamator.
Sebagai museum yang identik dengan Bung Karno, seluruh museum ini
berisi barang-barang yang semua ada kaitannya dengan presiden RI pertama
tersebut. Mulai dari uang kuno bergambar Bung Karno yang dapat kembali
dengan sendiri ketika digulung, buku-buku milik Bung Karno, foto-foto
kegiatan suami Fatmawati ini ketika masih menjadi presiden, serta sebuah
bendera kuno yang terbuat dari kain penutup dada Fatmawati yang pernah
di kibarkan pada tanggal 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok.
Salah satu koleksinya termasuk pula sebuah tas koper besar dari kulit
yang selalu dibawa oleh Bung Karno ketika keluar masuk penjara, atau
ketika ayah kandung Megawati ini belum menjadi presiden. Disamping itu
masih banyak lagi barang-barang milik Bung Karno yang dipamerkan di
dalam museum ini.
Selain benda-benda yang mempunyai nilai sejarah yang erat kaitannya
dengan Bung Karno, di museum yang tak pernah sepi oleh pengunjung ini,
juga terdapat sebuah lukisan besar dengan ukuran 150 cm x 175 cm yang
bergambar Bung Karno. Keanehan pada lukisan ini, menurut sejumlah orang
yang pernah melihatnya adalah tampak hidup. Konon, siapapun yang melihat
lukisan ini sambil memusatkan konsentrasi serta pandangan terarah penuh
di bagian jantung Bung Karno pada lukisan ini, maka seketika tampak
bergerak, seolah berdetak seperti layaknya orang yang sedang bernafas.
Padahal, lukisan bergambar Bung Karno yang sedang menggunakan jas serta
berkopiah ini, menurut salah satu penjaga museum bernama Tanwir, 36
tahun, tergolong lukisan baru.
Menurut keterangan Tanwir, gambar Bung Karno yang dilukis di atas
kanvas ini, dilukis oleh IB Said pada tahun 2001 yang lalu. Seterusnya,
setelah diserahkan kepada keluarga sang proklamator yang meninggal 21
Juni 1970 ini, disimpan di Istana Bogor. Namun tiga tahun setelah
disimpan di Istana Bogor, lukisan bergambar lelaki gagah yang lahir 6
Juni 1901 ini, oleh pihak keluarga kemudian dibawa ke Blitar dan
disimpan di museum Bung Karno.
Sejak disimpan di Museum Bung Karno, lukisan bergambar putra pasangan
suami isteri R. Sukeni Sosrodiharjo dan Ny. Ida Ayu Nyoman Rai ini
tampak hidup. Fonemena ini untuk pertama kalinya terjadi ketika perayaan
Haul Bung Karno di tahun 2004 yang silam. Ketika itu, banyak pengunjung
heboh karena menyaksikan lukisan seperti hidup.
Sejak saat itu, setiap kali ada pengunjung yang masuk museum ini,
lukisan ini menjadi obyek yang kali pertama menjadi perhatian mereka.
Lebih-lebih lagi, lukisan bergambar tokoh yang makamnya diapit oleh
kedua orang tuanya ini, diletakkan tepat di depan setelah pintu masuk.
Lalu, fenomena apa sebenarnya yang terjadi pada lukisan ini?
Menurut penjaga museum Tanwir, sebagaimana cerita orang-orang linuwih
yang pernah melakukan tirakat di depan lukisan ini, konon lukisan itu
memang ada khodamnya. Menurut Tanwir, khodam lukisan adalah salah satu
makhluk halus dari Gunung Kelud yang selalu mengawal Bung Karno ketika
sang proklamator ini masih hidup.
Agaknya, setelah Bung Karno meninggal, sosok gaib ini tetap menjadi
pengawal setia dan menetap di sekitar makam sang Proklamator. Karena
itulah, mengapa lukisan ini baru menunjukkan fenomena setelah dipindah
dari istana Bogor ke museum Bung Karno di Blitar.
“Yang jelas, menurut beberapa orang paranormal serta Kyai yang pernah
mendeteksi lukisan ini, katanya memang ada sosok mantan pengawal Bung
Karno yang sekarang menjadi khodam lukisan ini,” jelas Tanwir kepada
Misteri.
Masih menurut pria yang asli Makasar ini, dulu sebelum lukisan
ini berada di Museum Karno, sosok gaib khodam tersebut tinggal di
sekitar makam sang proklamator. Namun tak jelas di sisi sebelah mana.
Tapi yang jelas, berada di dalam komplek makam Bung Karno. Dan setelah
lukisan itu berada di museum, mantan pengawal gaib Bung Karno dari
Gunung Kelud ini, menghuni lukisan tersebut. Karena itula, menurut
Tanwir, kemudian lukisan itu tampak hidup seperti orang yang sedang
bernafas.
“Saya bukan supranaturalis, tapi keterangan seperti itu saya dapat
dari para orang linuwih yang pernah datang ke sini. Termasuk orang
linuwih dari luar Jawa. Dan rata-rata, hasil pendeteksian mereka sama,”
papar Tanwir dengan nada serius.
Lalu, bagaimana sosok yang disebut-sebut berasal dari Gunung Kelud
ini bisa menjadi pengawal Bung Karno ketika masih hidup dan kemudian
tetap setia menunggui tuannya walau sudah wafat?
Sebagaimana cerita Tanwir yang didapat dari para spiritualis yang
pernah melakukan pendeteksian dan mampu melakukan komunikasi dengan
sosok gaib penghuni lukisan ini, bahwa sebagaimana telah banyak
diketahui oleh publik, ketika masih hidup, Bung Karno merupakan orang
yang suka melakukan meditasi atau ritual di tempat-tempat keramat. Salah
satu tempat yang pernah digunakan Bung Karno untuk melakukan ritual
adalah sebuah tempat keramat di Gunung Kelud yang menjadi perbatasan
antara wilayah Kabupaten Blitar dan Kediri, yang kini hanya berjarak
sekitar 20 km dari makamnya.
Pada saat melakukan ritual inilah, ada sosok makhluk halus yang
berusaha menggoda Bung Karno. Namun sang proklamator yang kenyang makan
asam garamnya penjara di zaman Belanda ini, tak terpengaruh oleh godaan
makhluk halus yang berusaha menggagalkan meditasinya.
Karena digoda tak mempan, kemudian sosok makhluk yang dikenal dengan
nama Jatoro Suro ini, berusaha menyerang Bung Karno. Karena diserang,
tokoh yang selalu membawa tongkat komando ketika masih menjadi presiden
ini kemudian melawannya.
Dalam pertempuran yang sebenarnya terjadi di alam gaib ini, Jatoro
Suro berhasil dikalahkan oleh Bung Karno. Karena sudah takluk, kemudian
sosok ini menyerahkan seluruh jiwa raganya untuk mengabdi kepada Bung
Karno.
Sejak saat itu, Jatoro Suro menjadi pengawal setia Bung Karno yang
berasal dari makhluk halus. Bahkan mungkin satu-satunya pengawal dari
alam gaib. Kesetiaan Jotoro Suro kepada Bung Karno, tak hanya sebatas
ketika tokoh proklamator ini berada di pulau Jawa. Saat Bung Karno
berada di pengasingan karena ditangkap oleh Belanda, sosok lelembut ini
masih setia menjadi pengawal. Termasuk saat Bung Karno diasingkan ke
Ende, Flores.
Tak hanya sampai di situ kesetiaan Jotoro Suro, setelah menjadi
taklukkan Bung Karno. Pasalnya, saaat Bung Karno menjelang ajal,
lelembut sakti dari Gunung Kelud ini masih setia mendampingnya. Bahkan
hingga Bung Karno wafat. Karena kesetiaannya terhadap orang yang pernah
menaklukkan dirinya, setelah Bung Karno wafat, Jatoro Suro kemudian
memilih menetap di komplek makam Bung Karno.
Bahkan disebut-sebut, setelah Bung Karno wafat, sosok Jotoro Suro
mampu merubah wujudnya menjadi Bung Karno. Karena itu, setelah lukisan
yang benar-benar mirip Bung Karno itu dipindah dari istana Bogor ke
museum Bung Karno di Blitar, kemudian Jotoro Suro memilih menjadi
penghuni gaib lukisan tersebut.
“Kalau cerita yang saya dapat dari para spiritualis luar kota dan
seorang Kyai dari Malang yang mampu berkomunikasi dengan sosok makhluk
halus penghuni lukisan ini, cerita asal-usulnya ya seperti itu. Mengenai
kebenarannya saya kurang tahu. Namun yang jelas, detak atau gerakan di
lukisan ini, tanpa rekayasa. Ini asli fenomena gaib,” pungkas Tanwir
mengakhiri ceritanya.
setiap gambar makhluk hidup yang dikultuskan akan ditempeli jin makanya rosullulah melarang menempelkan didinding gambar gambar makhluk yang bernyawa
ReplyDeletetrima kasih atas kunjunganya om,,,
ReplyDelete