Di awal tahun 60-an, ada kejadian penting di Bali yang tak
dirayakan. Sebuah peristiwa yang mungkin akan memerlukan waktu yang
panjang sekali untuk berulang. Hari Raya Nyepi, yang merupakan tahun
baru Caka Bali, jatuh bersamaan dalam satu hari dengan Hari Raya Idul
Fitri.
Nyepi yang berarti mati geni (tidak boleh menyalakan api, beremosi,
harus mawas diri dan berkontemplasi) mengharuskan orang Bali senyap.
Tidak satu pun orang boleh berkendaraan. Jalanan lengang. Tak ada yang
boleh bekerja. Lampu listrik padam, bahkan malam hari Rumah Sakit pun
diatur sedemikian rupa sehingga gelap. Tapi hal itu sama sekali tidak
memberi batas umat muslim yang hampir ada di setiap kota di Bali
merayakan kegembiraan dan kemenangannya di bulan Ramadan setelah
berpuasa selama satu bulan. Dua hal yang berbeda itu, berlangsung
berbareng dalam satu hari, tanpa mengurangi salah satunya. Aman dan
damai.
Peristiwa itu menjadi penting, ketika sesudah reformasi muncul
banyak bentrokan yang konon bersumber perbedaan agama di Indonesia.
Ambon, Poso dan yang terakhir di Bekasi, Jakarta, misalnya. Ada
tindakan kekerasan yang mengakibatkan perusakan keamanan di wilayah
yang harus dibayar dengan korban jiwa. Apakah kemerdekaan yang semula
diperjuangkan dengan cara meredam perbedaan agar dapat menjadi satu
persatuan yang kuat dalam melepaskan diri dari sekapan kolonial, telah
memicu perselisihan? Apakah kemerdekaan (khususnya sesudah reformasi)
membuat orang membablaskan kepentingan pribadinya, tak peduli
mengganggu kepentingan (kemerdekaan) warga lain?
Dalam kearifan lokal Bali ada yang disebut rwa bhineda. Dua hal
berbeda yang selalu ada pada segala sesuatu.Masyarakat dibelajarkan
sejak awal untuk menerima adanya yang berbeda dalam segala sesuatu.
Kearifan ini adalah semacam pembelajaran untuk melihat perbedaan itu
sebagai keragaman. Keragaman hanya masalah variasi nuansa. Dengan
merujuk pada falsafah negara Pancasila yang oleh Bung Karno,
pencetusnya, bisa dikristalisasikan menjadi eka sila yakni: gotong
royong, hidup dalam keragaman bukanlah cacat tetapi justru kekuatan.
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat