Laman
to night
Aku adalah binatang jalang yang menghembuskan angin kedinginan. apa pun bisa kita lakukan, biarkan Hayal mu melambung tinggi menikmati sensasi lambda sehingga hayalmu menembus batas, bangun ketika kau mulai lelah akan semua, bakarlah dinding-dinding yang membuatmu tidak mempunyai waktu untuk membuka sensasi Lamda. masih ingatkah kita pernah bercerita tentang puncuk-puncuk lambda di ketinggian 200Hez aku telah menemukan seluk beluk lambda. Mari bersama menembus batas normal, yang akan membuka tabir mimpi menjadi kenyataan. aku lambda yang membagunkan dengan Argumentum ad populum, wujud nyata, ilusi, melayang maya membuka tabir biru menjadi sir Lamda
Tuesday, April 23, 2019
pesona wisata air terjun temam
asiknya, jalan jalan ke desa jeruk terusan
Jangan lupa, komen, like, subscribe and share. teman yang suka subscribe channel Youtube memiliki andil yang sangat besar dalam kehidupan seorang Youtubers.
Saturday, February 10, 2018
Jika Saya Presiden Dirjen Pajak Saya Bubarkan
Awalnya saya ingin menjadi presiden, tapi rasanya sulit untuk di capai. Banyak angan-angan yang rasanya ingin di sebarkan, tapi baru sebatas impian. Jika saya presiden, terbesit dalam pikiran saya yang pertama kali saya bubarkan Dirjen Pajak. Kenapa?.
Ketidak puasan masyarakat terhadap pelayanan negara saat ini cendrung membengkak dari pada puasnya. Tentunya pasti ada masalah yang menjadi penyebabnya, wajar-wajar saja jika masyarakat beragumen dan berharap ada respon, maupun memiliki pendapat sendiri, namanya juga negeri demokrasi.
Ketidak puasan masyarakat terhadap pelayanan negara saat ini cendrung membengkak dari pada puasnya. Tentunya pasti ada masalah yang menjadi penyebabnya, wajar-wajar saja jika masyarakat beragumen dan berharap ada respon, maupun memiliki pendapat sendiri, namanya juga negeri demokrasi.
Awalnya, semua operasional negara saat ini dibiayai sepenuhnya oleh masyarakat. Pengorbanan masyarakat tidak hanya sebatas harta maupun benda, bahkan tidak sedikit nyawa yang menjadi taruhan untuk merebut negara ini dari koalisi penjajah.
Nah, sekarang sudah berapa puluh tahun kita melawati batas itu. Tapi mengapa masyarakat khususnya saya masih merasa di jajah ?. Itu karena saya anggap negara kita tidak pede, kurang mandiri dan hanya mengadopsi sistem jajahan yang menyedot darah, lendir dari tubuh sendiri.
Nah, sekarang sudah berapa puluh tahun kita melawati batas itu. Tapi mengapa masyarakat khususnya saya masih merasa di jajah ?. Itu karena saya anggap negara kita tidak pede, kurang mandiri dan hanya mengadopsi sistem jajahan yang menyedot darah, lendir dari tubuh sendiri.
Kita sekarang tinggal di negeri sulap yang mampu jalan di tempat, bahkan terpuruk karena energi dan gizinya sudah habis tersedot untuk mengeluarkan peluh yang bau menyengat.
Tidak jarang kita melihat pemberitaan masih banyak warga miskin, warga terlantar, pengangguran, rumah tidak layak, pengemis, gembel, anak putus sekolah, bahkan warga tidak bisa berobat akibat tidak punya biaya.
Di sisi lain, masyarakat dibebankan dengan se-gudang pajak yang terus dijejalkan sejak lahir hingga mati masuk ke Liang Lahat. Mungkin cita-cita saya terlalu tinggi untuk menjadi presiden, tapi mungkin ide saya, bisa menjadi morfin bagi masyarakat berfikir atau penerus saya mendatang.
Banyaknya pajak dibuat hanya untuk menghasilkan peluh keringat, membuat masyarakat capek dan jenuh. Stop perbudakan mental, masyarakat bukan lagi aset sumber kekayaan pribadi. Pajak bumi bangunan, pajak kendaraan, pajak penghasilan, Pajak pemakaman Umum, pajak, pajak, pajak dan Pajak.
Membuat kaum ibu-ibu sering bertengkar dengan suaminya di rumah. Warga di doktrin lebih penting pajak dari pada kenyamanan, keamanan, serta santapan pagi bersama keluarga. Selama ini warga terus diprogram oleh beragam informasi, "Fungsi Pajak Membangun Negara" Faktanya, seluruh perusahaan yang dibangun dan di kelola negara di negeri ini seperti renternir dan vampir yang selalu menghisap darah setiap korbannya.
Listrik negara bayar, gas subsidi negara bayar, sekolah negara bayar, kuliah negara bayar, jalan tol bayar, transportasi umum negara bayar, telekomunikasi negara bayar, rumah sakit negara bayar, semuanya tidak ada yang gratis.
Tidak jarang kita melihat pemberitaan masih banyak warga miskin, warga terlantar, pengangguran, rumah tidak layak, pengemis, gembel, anak putus sekolah, bahkan warga tidak bisa berobat akibat tidak punya biaya.
Di sisi lain, masyarakat dibebankan dengan se-gudang pajak yang terus dijejalkan sejak lahir hingga mati masuk ke Liang Lahat. Mungkin cita-cita saya terlalu tinggi untuk menjadi presiden, tapi mungkin ide saya, bisa menjadi morfin bagi masyarakat berfikir atau penerus saya mendatang.
Banyaknya pajak dibuat hanya untuk menghasilkan peluh keringat, membuat masyarakat capek dan jenuh. Stop perbudakan mental, masyarakat bukan lagi aset sumber kekayaan pribadi. Pajak bumi bangunan, pajak kendaraan, pajak penghasilan, Pajak pemakaman Umum, pajak, pajak, pajak dan Pajak.
Membuat kaum ibu-ibu sering bertengkar dengan suaminya di rumah. Warga di doktrin lebih penting pajak dari pada kenyamanan, keamanan, serta santapan pagi bersama keluarga. Selama ini warga terus diprogram oleh beragam informasi, "Fungsi Pajak Membangun Negara" Faktanya, seluruh perusahaan yang dibangun dan di kelola negara di negeri ini seperti renternir dan vampir yang selalu menghisap darah setiap korbannya.
Listrik negara bayar, gas subsidi negara bayar, sekolah negara bayar, kuliah negara bayar, jalan tol bayar, transportasi umum negara bayar, telekomunikasi negara bayar, rumah sakit negara bayar, semuanya tidak ada yang gratis.
jika sudah lepas dari penjajahan, semestinya negeri kita sudah mandiri mampu menanggung seluruh kebutuhan masyarakat. Walaupun tidak secara spesifik, mungkin negara bisa memenuhi dulu kebutuhan pokok yang diperlukan warganya.
Masa saya mendatang tidak akan ada lagi pajak, pajak, pajak. Sistem kita membuat masyarakat sekarat, penerapan pajak sama dengan memenggal kepala saudara sendiri. Di masa depan, hanya ada pengelola uang negara, semua warga berhak mendapat uang negara yang di dapat dari bumi mereka sendiri.
Hasil pengolahan Kekayaan alam di bagi rata, deportasi semua perusahaan asing, negara monopoli semua bidang, mandiri di masa mendatang. Semua masyarakat di jadikan pegawai negara, walau dalam kandungan sudah mendapat upah.
Masa saya mendatang tidak akan ada lagi pajak, pajak, pajak. Sistem kita membuat masyarakat sekarat, penerapan pajak sama dengan memenggal kepala saudara sendiri. Di masa depan, hanya ada pengelola uang negara, semua warga berhak mendapat uang negara yang di dapat dari bumi mereka sendiri.
Hasil pengolahan Kekayaan alam di bagi rata, deportasi semua perusahaan asing, negara monopoli semua bidang, mandiri di masa mendatang. Semua masyarakat di jadikan pegawai negara, walau dalam kandungan sudah mendapat upah.
Jika ada yang bertanya, operasional negara nantinya dari mana. Cukup dari zakat saja, karena zakat tidak membebani rakyat di pumut satu tahun satu kali. Banyak zakat yang bisa di serap 2,5 persen penghasilan, atau 2,5 persen dari harta yang di pendam, zakat kebun, tizaroh dan penghasilan lainnya.
Pembangunan merata dilakukan, masyarakat merangkap pegawai sekaligus pemilik negara. Mereka bisa diberdayakan dalam semua bidang, pembangunan, budi daya, perkebunan, teknologi, keamanan, meliter, dengan satu visi dan misi, demi Kesejahteraan bersama.
Pembangunan merata dilakukan, masyarakat merangkap pegawai sekaligus pemilik negara. Mereka bisa diberdayakan dalam semua bidang, pembangunan, budi daya, perkebunan, teknologi, keamanan, meliter, dengan satu visi dan misi, demi Kesejahteraan bersama.
Apakah ide ini bisa di wujudkan, itu sulit diprediksi karena waktu berjalan sangat cepat. Semua warga, miskin, kaya, tua dan muda punya peluang dan kesempatan yang sama. Pendidikan diperlukan untuk membuat pemikiran lebih terbuka, pendidikan bukan membuat pendidik dan yang didik menjadi terpaksa.
Anda bebas berimajinasi dan mengungkapkan ekpresi untuk menyongsong masa mendatang. Mungkin begitulah segelintir impian yang tersandung dalam kata-kata. Semoga menjadi kenyataan.
Anda bebas berimajinasi dan mengungkapkan ekpresi untuk menyongsong masa mendatang. Mungkin begitulah segelintir impian yang tersandung dalam kata-kata. Semoga menjadi kenyataan.
Sunday, June 4, 2017
#Tangis Ibu di Kamar Jenazah#
#Tangis Ibu di Kamar Jenazah#
Aroma Danur terbayang membekas dalam ingatanku dengan harum khas berselera, warnanya hijau dengan gel yang tidak terlalu terang tapi basah. Malam ini nampaknya se sunyi malam itu, karena hanya aku dan kereta-kereta usang yang bercerita.
Dari situ aku melangkah menuju lorong panjang tanpa berkata. Satu ruangan, dua ruangan, tiga ruangan dan masih ada satu ruangan lagi yang tersisa. Di tengah lorong nampak satu kereta dengan kain penutup biasa, sementara orang-orang sibuk di luar gedung, sembari menunggu kedatangan tamu yang diundang.
Dari situ aku melangkah menuju lorong panjang tanpa berkata. Satu ruangan, dua ruangan, tiga ruangan dan masih ada satu ruangan lagi yang tersisa. Di tengah lorong nampak satu kereta dengan kain penutup biasa, sementara orang-orang sibuk di luar gedung, sembari menunggu kedatangan tamu yang diundang.
Suara berlari, jelas terdengar dari belakangku sembari mendekati kereta yang berada persis di samping dinding putih. Nampak seorang ibu setengah baya, menggunakan daster lusuh, tanpa ragu mendatangi lokasi itu.
Dia mendekat, dan menyesali nasibnyasetelah membuka kain penutup di atas kereta. Wanita itu jatuh lemas lalu menyadarkan kepala ke besi pendorong. Dia mulai meringis, menangis sembari sesekali membenturkan kepala ke keranda besi. Ternyata yang di atas itu anak satu-satunya.
Wanita itu tersimpuh, sesekali kembali memberanikan diri menyingkap tabir penutup kereta, lalu dia terjatuh lagi. Sempat aku tersadar dan mulai bergeser, memberikan ruang emosi yang sebentar lagi kuprediksi tak terbendung.
Belum jauh aku melangkah menuju kamar terakhir di dalam lorong itu, kupandangi lagi wanita separuh baya itu dengan sedikit haru, dia hanya menundukan kepala bersimpuh di lantai sembari mengusap-ngusap besi tua itu.
"Alan,,,Alan,,,ini mama Alan," terdengar lirih. Sementara aku masih menyaksikannya dari sudut yang tidak terlalu jauh. Suara hentakan itu semakin keras dan menjadi-jadi, wanita itu mulai hilang kendali, kepalanya dibenturkan semakin keras lagi, bahkan semakin lama semakin tambah keras lagi. "Maaf Mama Alan,,,, maaf Mama Alan, mama minta maaf, mama gak ada uang," ratapnya di iringin tangisan yang semakin menjadi-jadi.
Beberapa orang berusaha mendekati, namun mereka hanya mampu berdiri terpaku dengan jarak yang cukup jauh. Mereka tidak berani mendekat dan memecah luapan emosi antara ibu dan anak yang tengah berlangsung itu. Mungkin itulah salah satu memory yang masih aku simpan sampai saat ini, ternyata ibu itu menangisi anaknya yang mati dibunuh perampok dengan 17 luka tusukan senjata tajam.
Usia anaknya masih cukup muda sekitar 28 tahun. Informasinya, dia tewas akibat mempertahankan lattop satu-satunya yang dia pegang saat pergi belajar ke rumah temannya dengan cara berjalan kaki.
Awalnya, ibunya sudah melarang anaknya pergi karena tidak memiliki sepeser pun uang untuk diberikan agar bisa menaiki angkutan umum. Mereka termasuk keluarga miskin, yang bekerja sebagai buruh serabutan.
Belum jauh aku melangkah menuju kamar terakhir di dalam lorong itu, kupandangi lagi wanita separuh baya itu dengan sedikit haru, dia hanya menundukan kepala bersimpuh di lantai sembari mengusap-ngusap besi tua itu.
"Alan,,,Alan,,,ini mama Alan," terdengar lirih. Sementara aku masih menyaksikannya dari sudut yang tidak terlalu jauh. Suara hentakan itu semakin keras dan menjadi-jadi, wanita itu mulai hilang kendali, kepalanya dibenturkan semakin keras lagi, bahkan semakin lama semakin tambah keras lagi. "Maaf Mama Alan,,,, maaf Mama Alan, mama minta maaf, mama gak ada uang," ratapnya di iringin tangisan yang semakin menjadi-jadi.
Beberapa orang berusaha mendekati, namun mereka hanya mampu berdiri terpaku dengan jarak yang cukup jauh. Mereka tidak berani mendekat dan memecah luapan emosi antara ibu dan anak yang tengah berlangsung itu. Mungkin itulah salah satu memory yang masih aku simpan sampai saat ini, ternyata ibu itu menangisi anaknya yang mati dibunuh perampok dengan 17 luka tusukan senjata tajam.
Usia anaknya masih cukup muda sekitar 28 tahun. Informasinya, dia tewas akibat mempertahankan lattop satu-satunya yang dia pegang saat pergi belajar ke rumah temannya dengan cara berjalan kaki.
Awalnya, ibunya sudah melarang anaknya pergi karena tidak memiliki sepeser pun uang untuk diberikan agar bisa menaiki angkutan umum. Mereka termasuk keluarga miskin, yang bekerja sebagai buruh serabutan.
Mungkin lattop itu merupakan harta kesayanganya yang dia sandang dengan tas ransel hitam saat keluar rumah. Karena ingin mempertahan harta satu-satunya, dia menjadi korban pembunuhan disertai perampasan di pinggir jalan.
Menurutku manusia itu sama saja, tidak ada anehnya, bahkan aku terbilang cukup sering menyaksikan banyak kejadian. Tapi yang menjadi sorotan malam itu, memang sedikit berbeda. Aku seperti mendapat mimpi, ada luapan emosi yang dalam dan moment itu tidak bisa kita beli dengan uang. Ada makna yang bisa aku serap, dari kejadian malam itu,
"Sayangilah ibu kalian, seperti dia menyayangi kalian. Meskipun anaknya mati, orang tua pasti menyesali kenapa tidak bisa memberikan yang terbaik untuk anaknya sendiri. Sesulit apapun kondisi keluarga, orang tua selalu memikirkan yang terbaik untuk anaknya, walaupun pemikiran itu sulit untuk mereka realisasikan, tetap hormatilah mereka," mungkin itu saja cerita saya malam ini, wasalam.
Perbuatan Ibu Kepada Anaknya
"Sayangilah ibu kalian, seperti dia menyayangi kalian. Meskipun anaknya mati, orang tua pasti menyesali kenapa tidak bisa memberikan yang terbaik untuk anaknya sendiri. Sesulit apapun kondisi keluarga, orang tua selalu memikirkan yang terbaik untuk anaknya, walaupun pemikiran itu sulit untuk mereka realisasikan, tetap hormatilah mereka," mungkin itu saja cerita saya malam ini, wasalam.
Perbuatan Ibu Kepada Anaknya
1. jika makanan kurang, Ia akan memberikan makanan itu kepada anaknya dan berkata, “Makanlah, ibu tdk lapar.”
2. Wkt makan, Ia selalu menyisihkan ikan dan daging untuk anaknya dan berkata, “ibu tdk suka daging, makanlah”3. Tengah mlm saat dia sdg menjaga anaknya yg sakit, Ia berkata,
“Istirahatlah, ibu blm ngantuk..”
4. Saat anak sudah tamat sekolah, bekerja, mengirimkan uang untuk ibu. Ia berkata, “Simpanlah untuk keperluanmu, ibu masih ada simpanan,”
5. Saat anak sdah sukses, menjemput ibunya untuk tinggal di rumah besar, Ia berkata, “Rumah tua kita sangat nyaman, ibu tidak terbiasa tinggal di sana.”
6. Saat menjelang tua, ibu sakit keras, anaknya akan menangis, ibu masih tersenyum sambil berkata, “Jangan menangis, ibu tidak apa apa.”
Tidak peduli seberapa kaya kita, seberapa hebat kita, seberapa sukses kita, seberapa miskinya kita, Seberapa susahnya kita, seberapa dewasanya kita. Ibu selalu menganggap kita anak kecilnya, selalu mengkhawatirkan anaknya tapi tidak pernah membiarkan kita mengetahui kondisi dia sebenarnya.
Friday, May 26, 2017
"Tekwan" di Teliti Ilmuan dari 33 Negara
"Tekwan" di Teliti Ilmuan dari 33 Negara
Halo apo kabar Bro,,,,wong kito galo. Sekarang kita akan membahas masalah Tekwan, kamu tahu apa itu Tekwan,? Ya,,,,Tekwan itu adalah makanan Khas yang berada di Kota Palembang. Keberadaan Tekwan bahkan sudah lebih dari ratusan tahun silam, bahkan sebelum orang tua kita lahir, makanan khas ini sudah menjamur di Wilayah Sumatera Selatan.
Kamu tahu gak, kalau banyak ilmuan yang mempelajari mekanisme makanan Khas warisan leluhur ini, sebagai pengobatan medis alternatif, yang sangat mujarab. Gak tanggung-tanggung, ada sekitar 33 Negara mempelajari, keajaiban makanan asli indonesia ini.
Konon kabarnya, Tekwan merupakan resep warisan leluhur yang berasal dari perpaduan tabib tingkat dewa di tiongkok kuno, dengan Syeh dari gujarat dan Empu keris asli indonesia. Wajar saja jika di kota asalnya Palembang, banyak di dapati warisan peningalan kebudayaan tersebut, baik dari kebudayaan tiongkok, arab dan bercampur budaya khas asli indonesia.
Dari literatur budaya, dulu banyak masyarakat tiongkok kuno menganggap jika bawang putih sebagai makanan para dewa. Sedangkan masyarakat Gujarat, lebih menganggap bawang merah sebagai obat panjang umur dan awet muda yang selalu dihadiahkan kepada para raja.
Halo apo kabar Bro,,,,wong kito galo. Sekarang kita akan membahas masalah Tekwan, kamu tahu apa itu Tekwan,? Ya,,,,Tekwan itu adalah makanan Khas yang berada di Kota Palembang. Keberadaan Tekwan bahkan sudah lebih dari ratusan tahun silam, bahkan sebelum orang tua kita lahir, makanan khas ini sudah menjamur di Wilayah Sumatera Selatan.
Kamu tahu gak, kalau banyak ilmuan yang mempelajari mekanisme makanan Khas warisan leluhur ini, sebagai pengobatan medis alternatif, yang sangat mujarab. Gak tanggung-tanggung, ada sekitar 33 Negara mempelajari, keajaiban makanan asli indonesia ini.
Konon kabarnya, Tekwan merupakan resep warisan leluhur yang berasal dari perpaduan tabib tingkat dewa di tiongkok kuno, dengan Syeh dari gujarat dan Empu keris asli indonesia. Wajar saja jika di kota asalnya Palembang, banyak di dapati warisan peningalan kebudayaan tersebut, baik dari kebudayaan tiongkok, arab dan bercampur budaya khas asli indonesia.
Dari literatur budaya, dulu banyak masyarakat tiongkok kuno menganggap jika bawang putih sebagai makanan para dewa. Sedangkan masyarakat Gujarat, lebih menganggap bawang merah sebagai obat panjang umur dan awet muda yang selalu dihadiahkan kepada para raja.
Nah khusus masyarakat indonesia, Empu keris jaman dulu sering masuk angin karena membuat keris siang malam. Dan selalu bersemedi dan tapa Brata di dalam gua dingin untuk mendapatkan wangsit, dalam pembuatan keris.
Para Empu keris ini, selalu mencampurkan minuman wedang jahe dengan lada putih, sebagai penambah stamina dan menolak energi negatif yang hendak memasuki tubuh mereka.
Bahkan lada putih ini, sudah sangat terkenal menjadi andalan para sesepuh tempoe dulu, bahkan indonesia sempat dijajah bangsa Eropa sangkin istimewanya rempah-rempah ini.
Sekarang, semua resep pengobatan ini di campur menjadi satu, saat ketiga tokoh pengobatan paling wahid dari tiga disnati berbeda ini, beradu ilmu pengobatan saat kerajaan Sriwijaya berdiri. Karena sama-sama memiliki keunggulan, Tabib dari tiongkok, Syeh dari Gujarat dan Empu dari indonesia, akhirnya menyatukan ilmu andalan mereka ke dalam satu mangkuk yang disebut "Tekwan" yang berasal dari kata Katek Lawan (Obat Tanpa Lawan tanding).
Lalu penyakit apa aja yang bisa di sembuhkan dengan semangkok sup ajaib ini Bro,,,,informasi yang di himpun semua penyakit kronis, seperti tumor, ginjal, kantung kemih, jantung, hipertensi, diabetes, setres, gila, lapar, serta kudis, kurap, kutilan, mampu semua diobati.
Sekarang, semua resep pengobatan ini di campur menjadi satu, saat ketiga tokoh pengobatan paling wahid dari tiga disnati berbeda ini, beradu ilmu pengobatan saat kerajaan Sriwijaya berdiri. Karena sama-sama memiliki keunggulan, Tabib dari tiongkok, Syeh dari Gujarat dan Empu dari indonesia, akhirnya menyatukan ilmu andalan mereka ke dalam satu mangkuk yang disebut "Tekwan" yang berasal dari kata Katek Lawan (Obat Tanpa Lawan tanding).
Lalu penyakit apa aja yang bisa di sembuhkan dengan semangkok sup ajaib ini Bro,,,,informasi yang di himpun semua penyakit kronis, seperti tumor, ginjal, kantung kemih, jantung, hipertensi, diabetes, setres, gila, lapar, serta kudis, kurap, kutilan, mampu semua diobati.
Nah,,,inilah yang menjadi dasar rujukan para ilmuan dari berbagai negara berlomba-lomba ingin mengetahui resep yang melagenda ini,,,loh. Tapi rata-rata, semua orang yang mencicipi sup ini, selalu terkagum-kagum dengan keajaiban yang mereka rasakan, baik itu masyarakat lokal maupun masyarakat mancanegara termasuknya.
Banyak manfaat yang bisa dirasakan dalam waktu singkat. Maklumlah, resep warisan leluhur kuno ini semuanya mengunakan bahan tanpa tanding,,,bro.
Bawang putih
Manfaat bawang putih bagi dunia kesehatan sudah tidak diragukan lagi, sebagai antibodi dan pembunuh kangker, tumor ganas nomor satu di dunia tanpa efek samping, jika dikonsumsi setiap hari tentunya akan terhindar dari macam penyakit ini.
Bawang Merah
Bawang merah juga saat ini sudah sangat fenomenal didunia medis sebagai obat alternatif yang berperan penting untuk mencegah penyakit berbahaya. Seperti pencegah kangker, prostat, jantung, dan setress. Stamina loyo, masuk angin, darah putih, meredahkan batuk dan perut kembung.
Sedangkan lada
Lada putih juga tidak kalah hebat, karena mengandung capsaicin yang bisa meredakan nyeri, luka lebam, kangker, sakit kepala, masuk angin, batuk, hidung tersumbat, tekanan darah tinggi, luka dalam, melancarkan sembelit, ketombe, imfotensi, tumor, dan penyakit lainnya. Setidaknya di buku primbon Babat tanah leluhur tidak kurang 97 penyakit yang bisa diobati dengan lada putih.
Bayangkan aja bro,,,,jika satu bahan ini aja bisa manjur mengobati penyakit tingkat tinggi,,,,apalagi ketika bahan ini di campur menjadi satu dan dikonsumsi setiap hari. Pasti semua penyakit bakal lari terbirit-birit,,,.
Nah, bagi teman-teman semua yang ingin membuat ramuan berkhasiat warisan pusako wong Palembang ini, monggo di aturi mencontoh resep ini Bro,,,,
Banyak manfaat yang bisa dirasakan dalam waktu singkat. Maklumlah, resep warisan leluhur kuno ini semuanya mengunakan bahan tanpa tanding,,,bro.
Bawang putih
Manfaat bawang putih bagi dunia kesehatan sudah tidak diragukan lagi, sebagai antibodi dan pembunuh kangker, tumor ganas nomor satu di dunia tanpa efek samping, jika dikonsumsi setiap hari tentunya akan terhindar dari macam penyakit ini.
Bawang Merah
Bawang merah juga saat ini sudah sangat fenomenal didunia medis sebagai obat alternatif yang berperan penting untuk mencegah penyakit berbahaya. Seperti pencegah kangker, prostat, jantung, dan setress. Stamina loyo, masuk angin, darah putih, meredahkan batuk dan perut kembung.
Sedangkan lada
Lada putih juga tidak kalah hebat, karena mengandung capsaicin yang bisa meredakan nyeri, luka lebam, kangker, sakit kepala, masuk angin, batuk, hidung tersumbat, tekanan darah tinggi, luka dalam, melancarkan sembelit, ketombe, imfotensi, tumor, dan penyakit lainnya. Setidaknya di buku primbon Babat tanah leluhur tidak kurang 97 penyakit yang bisa diobati dengan lada putih.
Bayangkan aja bro,,,,jika satu bahan ini aja bisa manjur mengobati penyakit tingkat tinggi,,,,apalagi ketika bahan ini di campur menjadi satu dan dikonsumsi setiap hari. Pasti semua penyakit bakal lari terbirit-birit,,,.
Nah, bagi teman-teman semua yang ingin membuat ramuan berkhasiat warisan pusako wong Palembang ini, monggo di aturi mencontoh resep ini Bro,,,,
Pertama siapkan 6 siung bawang putih, dua siung bawang merah, dan sahang/lada 10 butir/setengah sendok teh. Semuanya di campur lalu ditumbuk halus. Jangan lupa tetap tetap berdoa, agar penyakitnya lekas sembuh.
Lalu di tumis dengan minyak goreng secukupnya, semua bahan tadi di dalam kuwali/wajan, setelah baunya harum, masukan air 500 mili gram, dan bumbu pelengkap. Micin (bisa pakai royco) dan uyah (garam) secukupnya sebagai penyedap.
Langkah ke dua, siapkan tepung sagu (tapioka) setengah kilo, ikan tenggiri giling halus 1 kilo, air setengah gelas, minyak makan 1/3 gelas, garam halus satu sendok, micin (royco) satu sendok, lalu semua bahan di aduk pakai tangan sampai rata.
Setelah bahan kenyal, cubit cubit bahan tadi lalu pisahkan. Jerang banyu (panaskan air) di dalam panci kiro-kiro seperempatnyo bae. Masukan cubitan bahan tadi ke dalem panci, masak sampe timbul ke pucuk (atas), lalu keringkan atau tiriskan.
Setelah jadi, masukan bahan yang di tiriskan ke dalam sup bawang dan sahang tadi, pertama. Silakan disajikan sewaktu panas, bisa juga ditambah bihun, dan jamur kuping.
Untuk penyakit kronis bisa di kosumsi setiap hari, jangan lupa inti dari resep ini terletak pada supnya. Resepnya bisa juga sebagai pengganti nasi bagi yang diabetes, untuk menjaga kesehatan, bisa dikosumsi secukupnya. Jangan lupa tetap berdoa wasalam.
Sunday, May 29, 2016
Kasus Bidan Leolita, Viral di Situs Online
MUARA TEBO-Kasus kematian tidak wajar Bidan Anita Leolita (23), yang ditemukan tewas tergantung di rumah dinas klinik PT RAU di Desa Sungai Lali, Kecamatan Serai Serumpun, Jambi, menjadi viral di situs online.
Banyak pihak yang menyatakan kejanggalan kasus ini kendati pihak kepolisian setempat menyatakan, korban murni tewas bunuh diri.
Dalam sebuah situs online kaskus dengan judul tag link arwah bidan cantik Leolita minta pembunuh ditangkap yang diunggah oleh seorang kaskuser pada forum lounge. Memaparkan sejumlah kejanggalan dari kasus pembunuhan itu dari pihak keluarga korban.
Keluarga bidan Leolita ternyata tidak terima dengan peryataan polisi yang menyatakan korban murni tewas gantung diri. Mereka menemukan bekas jeratan penuh yang melingkar pada leher korban, sedangkan tali tersebut hanya menggantung di leher bagian depan.
Saat tergantung selama empat hari, tubuh korban tidak menjulurkan lidah keluar, sedangkan posisi kaki masih menopang dan berdiri di atas kursi. Handphone korban juga ditemukan sedikit jauh dari tubuh, persisnya di atas kasur dengan bercak darah.
Dalam tulisan itu juga dilengkapi dengan foto semasa hidup korban dan foto jenazah bidan Leolita saat ditemukan dalam keadaan tergantung. Situs itu mendapat banyak respon positif, sehingga menarik simpati sejumlah kaskuser.
"Wah...kasus sudah setahun ya...
dari kondisi terakhir kelihatannya ini memang bukan bunuh diri...ditambah penjelasan bahwa lidah tidak terjulur saat ditemukan. polisi penyidik jelas ngawur," tulis seorang kaskuser dengan ID Gudang Sate.
Sedangkan sejumlah akun lainya banyak juga yang bersimpati atas kematian korban,n seperti yang ditulis oleh akun dengan ID drm8795s yang juga ikut mengomentari menuliskan," Turut berduka klo emang meninggal karna di bunuh semoga cepet terungkap siapa pembunuhnya," tulisnya.(*)
Banyak pihak yang menyatakan kejanggalan kasus ini kendati pihak kepolisian setempat menyatakan, korban murni tewas bunuh diri.
Dalam sebuah situs online kaskus dengan judul tag link arwah bidan cantik Leolita minta pembunuh ditangkap yang diunggah oleh seorang kaskuser pada forum lounge. Memaparkan sejumlah kejanggalan dari kasus pembunuhan itu dari pihak keluarga korban.
Keluarga bidan Leolita ternyata tidak terima dengan peryataan polisi yang menyatakan korban murni tewas gantung diri. Mereka menemukan bekas jeratan penuh yang melingkar pada leher korban, sedangkan tali tersebut hanya menggantung di leher bagian depan.
Saat tergantung selama empat hari, tubuh korban tidak menjulurkan lidah keluar, sedangkan posisi kaki masih menopang dan berdiri di atas kursi. Handphone korban juga ditemukan sedikit jauh dari tubuh, persisnya di atas kasur dengan bercak darah.
Dalam tulisan itu juga dilengkapi dengan foto semasa hidup korban dan foto jenazah bidan Leolita saat ditemukan dalam keadaan tergantung. Situs itu mendapat banyak respon positif, sehingga menarik simpati sejumlah kaskuser.
"Wah...kasus sudah setahun ya...
dari kondisi terakhir kelihatannya ini memang bukan bunuh diri...ditambah penjelasan bahwa lidah tidak terjulur saat ditemukan. polisi penyidik jelas ngawur," tulis seorang kaskuser dengan ID Gudang Sate.
Sedangkan sejumlah akun lainya banyak juga yang bersimpati atas kematian korban,n seperti yang ditulis oleh akun dengan ID drm8795s yang juga ikut mengomentari menuliskan," Turut berduka klo emang meninggal karna di bunuh semoga cepet terungkap siapa pembunuhnya," tulisnya.(*)
Saturday, May 28, 2016
Arwah Bidan Cantik Leolita, Ngaku Dibunuh Dan Diperkosa
MUARA TEBO-Kematian tidak wajar Bidan Anita Leolita (23), yang ditemukan tewas tergantung di rumah dinas klinik PT RAU di Desa Sungai Lali, Kecamatan Serai Serumpun, Jambi, terus diusut keluarga.
Kendati telah satu tahun berlalu, Keluarga mengaku kerap di datangi arwah korban yang meminta pertolongan agar kasusnya diungkap dan menangkap pelaku pembunuhnya.
Awalnya kecurigaan keluarga korban muncul dari keganjilan atas penemuan jenazah korban yang tergantung pada seutas tali nilon di palang pintu rumah dinasnya.
Keluarga korban menyatakan, kejagalan ditemukan pada bekas jeratan penuh yang melingkar pada leher korban, sedangkan tali tersebut hanya menggantung di leher bagian depan.
Awalnya kecurigaan keluarga korban muncul dari keganjilan atas penemuan jenazah korban yang tergantung pada seutas tali nilon di palang pintu rumah dinasnya.
Keluarga korban menyatakan, kejagalan ditemukan pada bekas jeratan penuh yang melingkar pada leher korban, sedangkan tali tersebut hanya menggantung di leher bagian depan.
Saat tergantung selama empat hari, tubuh korban tidak menjulurkan lidah keluar, sedangkan posisi kaki masih menopang dan berdiri di atas kursi. Handphone korban juga ditemukan sedikit jauh dari tubuh, persisnya di atas kasur dengan bercak darah.
Informasi yang dihimpun pihak keluarga korban saat penemuan jenazah, pintu depan rumah dinas tersebut terkunci dari depan. Sedangkan pemegang kunci ada tiga orang, satu di rekan korban dan satu lagi di asisten maneger kebun.
"Kami tidak menemukan kunci pintu dari dalam rumah, padahal saat dibuka pintu di dobrak," kata Jaya keluarga korban (28/5/2016). Sembari menuturkan, jemuran korban tetap terjemur rapih di depan rumah dan semua kondisi lampu menyala.
Pihak keluarga mengaku cukup shock atas kejadian itu, apa lagi setelah pihak kepolisian menghentikan penyelidikan dan menyatakan korban murni tewas bunuh diri. Cerita Adik kandung korban, selama satu tahun ini pihak keluarga mengaku sering di datangi korban dalam mimpi.
Bahkan ada sejumlah kerabat mereka yang kesurupan, " Kalau dalam mimpi dia (leolita,red) bilang diperkosa tiga orang lalu di bunuh, setelah tewas baru digantung pakai tali. Dia minta pelakunya di tangkap," ucap kerabat korban.
Keluarga Leolita membantah, jika korban sempat terlibat masalah dengan sang pacar dan mengirimkan pesan berantai yang menyatakan ingin mengakhiri hidupnya kesejumlah kerabat. Pasalnya, pihak keluarga selalu melakukan komunikasi dan korban selalu mencerikan semua kedala yang dihadapi.
"Satu hari sebelum Los kontak, kakak cerita lewat hendphone dia tidak betah tinggal di lokasi PT dan mau berhenti kerja. Itu karena ada orang dilokasi perusahaan yang terus mengejar dia, menyatakan suka dan ingin menikahi dia, tapi ditolak," ujarnya.
Saat ini, pihak keluarga masih mengupayakan untuk membongkar kasus itu kembali, melalui jalur hukum. Kendati pihak kepolisian telah memvonis korban tewas bunuh diri.(jil)
Informasi yang dihimpun pihak keluarga korban saat penemuan jenazah, pintu depan rumah dinas tersebut terkunci dari depan. Sedangkan pemegang kunci ada tiga orang, satu di rekan korban dan satu lagi di asisten maneger kebun.
"Kami tidak menemukan kunci pintu dari dalam rumah, padahal saat dibuka pintu di dobrak," kata Jaya keluarga korban (28/5/2016). Sembari menuturkan, jemuran korban tetap terjemur rapih di depan rumah dan semua kondisi lampu menyala.
Pihak keluarga mengaku cukup shock atas kejadian itu, apa lagi setelah pihak kepolisian menghentikan penyelidikan dan menyatakan korban murni tewas bunuh diri. Cerita Adik kandung korban, selama satu tahun ini pihak keluarga mengaku sering di datangi korban dalam mimpi.
Bahkan ada sejumlah kerabat mereka yang kesurupan, " Kalau dalam mimpi dia (leolita,red) bilang diperkosa tiga orang lalu di bunuh, setelah tewas baru digantung pakai tali. Dia minta pelakunya di tangkap," ucap kerabat korban.
Keluarga Leolita membantah, jika korban sempat terlibat masalah dengan sang pacar dan mengirimkan pesan berantai yang menyatakan ingin mengakhiri hidupnya kesejumlah kerabat. Pasalnya, pihak keluarga selalu melakukan komunikasi dan korban selalu mencerikan semua kedala yang dihadapi.
"Satu hari sebelum Los kontak, kakak cerita lewat hendphone dia tidak betah tinggal di lokasi PT dan mau berhenti kerja. Itu karena ada orang dilokasi perusahaan yang terus mengejar dia, menyatakan suka dan ingin menikahi dia, tapi ditolak," ujarnya.
Saat ini, pihak keluarga masih mengupayakan untuk membongkar kasus itu kembali, melalui jalur hukum. Kendati pihak kepolisian telah memvonis korban tewas bunuh diri.(jil)
Friday, May 27, 2016
Bidan Cantik Diduga Tewas Dibunuh Lalu Digantung
//Keluarga Temukan Kejanggalan
MUARA TEBO-Satu tahun kematian bidan cantik Anita Leolita yang ditemukan tewas tergantung di rumah dinas klinik PT RAU di Desa Sungai Lali, Kecamatan Serai Serumpun, masih menyimpan sejumlah misteri. Pihak keluarga menolak kesimpulan yang menyatakan korban tewas bunuh diri. Keluarga korban menuntut kasus ini kembali diungkap, lantaran banyak kejanggalan yang ditemukan dalam kematian korban. Hasil penyelidikan pihak kepolisian, korban dinyatakan murni tewas bunuh diri menggunakan seutas tali nilon jemuran warna biru sepanjang lima meter yang digantungkan di atas palang pintu kamar sang bidan. Ditambah lagi dengan bukti ditemukannya sejumlah pesan singkat dari handphone korban yang ditujukan kepada pihak keluarga dan pacar korban yang menyatakan tidak bisa hidup jika sang pacar menikah. Keluarga korban menyatakan, kejagalan ditemukan pada bekas jeratan penuh yang melingkar pada leher korban, sedangkan tali tersebut hanya menggantung di leher bagian depan. Saat tergantung korban juga tidak menjulurkan lidah, posisi kaki korban masih menopang di atas kursi dan handphone korban ditemukan di atas kasur dengan bercak darah. Dugaan itu menguatkan alibi pihak keluarga, jika korban bukan tewas bunuh diri tapi sengaja dibunuh dengan cara dijerat mengunakan seutas tali dari arah belakang. "Kemugkinan korban di jerat dari arah belakang, sehingga lidah menarik ke dalam. Untuk menghilangkan barang bukti, bisa saja pelaku merekayasa agar korban terlihat tewas bunuh diri," ucap keluarga
korban, kemarin (28/5/2016). Meskipun sudah satu tahun kasus bidan cantik ini berlalu, pihak keluarga mengaku tetap tidak menerima hasil kesimpulan yang menyatakan korban tewas bunuh diri. "Kami minta kasusnya di ungkap lagi," pintanya. Pemberitaan sebelumnya, Anita Leolita ditemukan tewas tergantung, Sabtu (23/5/2015) sekujur tubuhnya sudah menghitam dan membusuk lantaran empat hari ditemukan setelah tewas. Beberapa warga setempat mengatakan banyak hal mencurigakan dari tewasnya Anita. Berbagai isu miring pun mengiringi kematian perempuan yang belum menikah ini. Seorang warga yang tak mau disebut namanya, mengatakan ada bercak darah di celana korban. Hal ini membuat warga sekitar menduga-duga bahwa Anita bukan bunuh diri. Melainkan korban pembunuhan. "Bahkan ada yang bilang mungkin diperkosa laku dibunuh," kata warga. (jil)
Thursday, January 14, 2016
Inilah Gejala Angin Duduk dan Pertolongan Pertama untuk Mengatasinya
Bagi orang yang sudah merasakannya angin
duduk sangatlah berbeda dengan masuk angin biasa. Umumnya angin duduk
lebih menyakitkan jika dibandingkan dengan masuk angin. Dalam dunia
medis angin duduk lebih sering dikenal sebagai angina pectoris,
yaitu suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada akibat otot
jantung kurang mendapat pasokan darah. Terganggunya pasokan darah
diakibatkan oleh adanya penyempitan ataupun pengerasan pada pembuluh
darah. Untuk lebih jelas mengetahui angin duduk, berikut adalah beberapa
penyebab, gejala angin duduk dan cara mengatasinya.
Penyebab angin duduk atau angina pectoris
Penyebab utama angin duduk adalah
terjadinya penyempitan pembuluh darah di jantung. Penyempitan ini akan
menyebabkan jantung tidak mendapatkan oksigen yang cukup, sehingga
jantung tidak mendapatkan pasokan darah yang seimbang. Jika tidak segera
di atasi hal ini dapat menyebabkan kerusakan otot jantung hingga
kematian.
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan
penyempitan pembuluh darah adalah tekanan darah tinggi, kolesterol
tinggi, obesitas, stres, memiliki penyakit diabetes, kurang berolahraga serta memiliki riwayat penyakit jantung.
Gejala angin duduk
Setelah mengetahui penyebabnya,
pastikan Anda juga mengetahui beberapa gejala dari angin duduk. Sama
seperti penyakit lainnya, angin duduk juga memiliki beberapa gejala.
Gejala umum yang sering ditimbulkan oleh penyakit ini adalah rasa nyeri
pada dada, sesak napas, tubuh terasa lelah, mual, pusing, gelisah,
mengeluarkan keringat berlebihan dan bahkan tubuh terasa sangat lelah
meskipun tidak melakukan kegiatan yang berlebih.
Gejala dari angin duduk sendiri bisa
menjadi semakin parah dalam hitungan menit ataupun jam. Guru Besar
Bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,
Prof. DR. dr. Teguh Santoso, SpPD menyarankan agar ketika penderita
mengalami gejala tersebut secepat mungkin untuk mendapatkan pertolongan
secara intensif tidak lebih dari 15 menit, terhitung setelah serangan
nyeri yang pertama.
Lantas bagaimana cara mengatasinya?
Setelah mengetahui gejala angin duduk, berikut adalah pertolongan
pertama pada penderita angin duduk.
Pertolongan pertama pada penderita angin duduk
- Ketika Anda mengalami nyeri dada secara tiba-tiba pastikan Anda menghentikan aktifitas apapun dan beristirahatlah.
- Untuk mengatasi gejala seperti nyeri pada ulu hati, tidak bisa buang air besar, perut kembung dan tidak bisa buang gas Anda bisa menelas satu siung bawang putih yang sudah digeprek. Namun yang perlu diketahui penggunaan bawang putih tidak bisa serta merta untuk menghilangkan gejala serta bahaya dari angin duduk. Untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut, mintalah seseorang untuk membantu Anda ke rumah sakit.
- Mengonsumsi makanan yang bergizi dan kaya akan serat, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian. Dan sebaiknya hindarilah makanan yang mengandung garam.
- Hindari stres
- Jika Anda obesitas, lakukanlah program diet dan olahraga teratur untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan ideal.
Nah itulah beberapa gejala angin duduk dan pertolongan pertama untuk mengatasinya.
Wednesday, November 26, 2014
Tuesday, April 1, 2014
help me
please like and voting,,,, I am writing again to race here nich immediately wrote to its http://bitly.com/1hvJwJi
tolong like dan votingnya,,,,ogut lagi ikut lomba nulis nich disini langsung aja ke TKPnya http://bitly.com/1hvJwJi
tolong like dan votingnya,,,,ogut lagi ikut lomba nulis nich disini langsung aja ke TKPnya http://bitly.com/1hvJwJi
Monday, November 25, 2013
* Wave Theory of God Albert Einstein and Newton's Theory Refuted

Monday, November 18, 2013
kumpulan lengkap tulisan harian harian menjadi buku
Benaku Menghayal
Sekilas penulis
Tidak tahu harus mengawali dari mana memulai, kehidupan yang biasa-biasa saja terasa cukup sulit untuk di lalui. Mungkin semua orang mengganggap aku biasa saja dengan sedikit ketrampilan dan sedikit pengalaman untuk menyelesaikan semua pekerjaan dan rutinitas sehari-hari. Panggil aku Babun saja, aku terlalu malu untuk menyebutkan nama panjangku, karena takut nanti ada yang nagih hutang.
Aku dulu punya
cita-cita ingin menjadi seorang seniman dan mempunyai karya satra yang
fenomenal, melagenda, melebihi khalil Gondrong, Gus Mas, chairul Mawar, Buya Tani,
Acep Zam-Zambu air, Noerdin Top, Amrozi cs, imam Samudara, mak lampir, sembara,
gerandong, kalagondang, kiyai Jabat, dan dunia lain-lainya.
Tetapi sayang,
bakat ku hanya sebatas sini saja. Dari pada bengong ngehayal terlalu tinggi
ndak kesampaian, mending aku salurin lewat jari-jemariku yang lentik, seperti
air mengalir turun dari pancuran sawah. Yang Pentingkan udah usaha, walaupun
ndak tahu sampai dimana ujungnya, inilah wujud asli karya terbaik dari seniman
yang melebihi lagenda tersebut.
Aku kelahiran
kota Palembang 1987 25 juli, saat ini umurku selalu bertambah setiap tahunya,
tetapi tidak apalah sekarang umurku masih 25, tahun ini tetapi bukan tahun
depan.
Bimbang gulana,
resah gelisah kadang-kadang juga mendesah ‘heheheh’. Meradam dalam jiwa selalu
bertanya-tanya seperti Iwan Fales.? jomlo kata Arman Maulana vokalis Gigi
bersama rekan-rekanya.!
Wuih,,,hampir
setiap hari aku bertualang mencari jodoh, tetapi itulah sampai saat ini, belum
ada yang merapat seperti prangko. Owe selalu melirik-lirik wanita idaman,
pujaan hati kaum adam di setiap pagi hari. Hehehehe. Biasa aktivitas cuci mata
setiap hari harus selalu diawali minum jamu dipagi ini, biar stamina fit minum
jamu tolak balak ama anti jomlo. klick
Sunday, January 20, 2013
"A Shift of Values"
Kublai Khan was infamous as the terrifying Chinese Emperor (1214). It
was forbidden to look at his face. Anybody breached the rule would be
dead. Nevertheless, Marco Polo was not at his wit’s end. When the
Emperor invited him to dine, he was served noodles. Marco Polo raised
his noodle high before he ate it. Right then he looked up and took a
peek of the Emper

The legendary Marco Polo’s slyness often told to elementary kids as
fairy tale was in fact has a subversive message within. To be able to
shift values, a revolt, a breakthrough, is needed. Suddenly, the taboo
that provoked death and had been embraced as a fix rule that was not
negotiable, got through.
Curiously, something so innocent and simple had thawed it. Yet, how
could we say it as simple when the impact was such a striking change?
Many would agree that the first time was hard while the rest would be
easy. That is how the initial story of every change goes.
It is another story in Bali though. The Legong Keraton dance was born
from the sacred dance Sanghyang Dedari. It was only allowed to be
performed for certain ceremonies. It could only be danced by
preadolescent little girls. The movements of the dance were indeed
designed for small body structures of a kid still flexible for certain
moves. When we look at old pictures of the dance, our nerves would
vibrate seeing the poses of the dancers that depict little angels from
the supernatural world (trance dance). The fantastic view comes from
another world.
Nevertheless, forced by the progress of times, the influence of
gambuh dance with its fast movements and also of the tourism need, the
Legong Keraton has become just a profane dance. It is an ordinary dance
unconnected with sacred articles.
In reality, the shift of values could occur in a sudden or it could
progress slowly hence there has been no shift felt. The first time would
surely create some hustle and bustle. There would be conflicts and
contentions which could cost highly: with victims.
When the shift ends downstream as a manifest of an achievement and
progress that raises human dignity, then it is a blessing. It is not
impossible that the yield was only some turns of dynamics that merely
slow down or even thwart future measures. We do not have clairvoyant
ability, we can only conclude after it has passed.
Hence it would be far more pleasant if the shift took place
discreetly. Eventually, unnoticed. Just like a little kid who does not
realize that he is growing. He would be fully aware only after many
demands pop up after he is married and then growing is the need to live
calmly in old age. Such unnoticeable big leaps have positioned the
giant shifts on an acceptable continuous line. This is truly the
character of the the East that prefers harmony instead of conflicts. Yet
it does not mean the Easterners reject shifts. It was only that they
are not accustomed to view the shifts as an exposition. The shift of
values has indeed taken place and has still been progressing in many
sectors, whether we like it or not. Some are good ones and should occur,
since the essence of a breakthrough is not only breaking a wall but
also responsible toward the damage on the wall it broke. There were
noble hopes, not merely to confuse, but also to develop.
The bad shifts also happen. The evil shifts were not trials for a
breakthrough, but only for the sake of exploiting. To trick and
manipulate people for their own interest. The society was not included
in the process though.
By exercising conventional math quiz, students learned to quickly
calculate inside their imagination. Multiplication, division, and
subtraction were dictated fast. Students counted by “closing their
eyes”. Their imagination was trained to write, store, remember, then
produced summary. It was forbidden to use calculators.
Yet now, they learn mathematics with the help of calculators. It is a
radical leap. They would be helpless when confronted with those rows of
confusing numbers. But they should not be. It is now as easy to get
calculators as to pick up pebbles, why couldn’t they use it!
The human mind should overcome the ever moving reality that
progresses faster and more complex by encouraging the shift of values.
Brand new values, to become more receptive toward reality, hence people
will not be left behind by times. It is not uncommon that if morality
element is considered a burden, it is sidelined. People celebrate
efficacy, efficiency, productivity, and absolute victory.
The syndrome to be number one is the human trauma of the century.
Success is the ultimate measurement. Every road to get there shall be
cleared. No one dreaded any breach anymore since competition must be
won. Why stand up for something unfit to the practical formula of life?
Philosophy, ethics, even religion was asked to please not to get
involved and provide answers so as not to keep people from moving. The
maxim is, “we must fill life with quick, targeted, and definite
actions.” Thus, there is a shift of values, and many enemies.
Indeed there is risk in shift of values. But there are also risks in
being unshifted. These values are not totally moving or moved by humans.
Even if humans are the most important beings on earth, they are not
alone. Nature has its own life whose competence is often beyond human
reach. Even if humans did not do anything, values would shift anyway
and human beings must pursue them. History had recorded nature prevails
over human beings and how it directs life. Thus the West has been
anxious to reign over nature.
It is necessary to have anxiety when faced with these shifts of
values. But anxious is not sufficient, particularly when it is
accompanied with a ban on that very shift. As a dynamic continuance, a
shift is healthy. What is not, will be displaced by its own action in
the natural selection of a civilized life. We will just see the end of
the story, while maintaining a distance, to avoid the radiation.
"Jakarta"

The word “return” has its dramatic aspect. It echoes a long story of
separation. And suddenly the north wind blows, the reversing current
sweeps or drags back to the starting point. What then surfaces is a
spilling of longing and moving feelings.
Then what about “Jakarta”. As the vanguard of the republic, Jakarta
was Batavia, then Jayakarta, once. As the capital city of Republic of
Indonesia, it is the centerpoint of sight for every citizen. Various
feelings fuse behind that sight. Some are upset, hating, angry, even
felt sick of it. Yet, there are astonishment, longing, joy, passion,
even heroic feeling, and some view Jakarta as a summit.
Jakarta is the miniature of Indonesia where many elements condensed.
It is the point where many different things throughout the Archipelago
blend in. They merge into an amalgam, just like a dish of gadogado.
Authenticity fades away, fused into a spinning vortex of frictions, but
each one is still there. The local shade of every region is still
present, felt. While the local element of Betawi, still thickly felt,
glue the elements of Jakarta into a giant mosaic. Usmar Ismail recorded
it in a film with a provocative title: The Big Village.
Some prefer to call Jakarta as a jungle, while more than few see the
metropolitan as an Ivory Tower. A display window of lies, that can never
really picture the true Indonesia.
The best and the worst sit side by side in Jakarta. Those who care to
eat a fish dabu dish with a pricetag of Rp 8 juta, they could; while a
mere Rp 8,000 could also make your belly happy in a Padang foodstall.
Bunch of pickpockets, robbers, thugs, conmen, thieves, kidnappers, from
featherweight to heavyweight are everywhere. But the masters, people
with golden heart who devote themselves to help improve the fate of
other people, without expecting anything in return, are equally many.
They educate street children under the bridge, as a sincere service from
the heart.
Jakarta has a thousand face. Divided by the brownish Ciliwung River
that sometimes turns dark from pollution. Jakarta felt luxurious yet
lackluster. Ferociously alive for 24 hours, as if the residents are
sleepless. Yet, in some corners there would be kampong areas, snoozing
wearily. It is not unintentional, they are helpless indeed. It is the
gaping wound caused by the “rape” committed by a diverse of
contradictive ambitions.
"Women
In the 1950s, a teacher asked his students at a junior high school in
Bali. “Who, among you, would dare to pioneer providing equal
inheritance rights to your younger sister or your older sister?”

What he saw was that Balinese women are being harassed, regarded as
people with low-dignity. When a Balinese woman from a higher caste
married a lower caste man (including non-Balinese men such as him), her
caste is stripped. On the contrary, a high caste Balinese man can raise
his wife from a lower caste (including a non-Balinese) to a higher rank.
The teacher wondered why has not anyone ever protested. His own wife
is not an uneducated person. She earned her Bachelor of Arts degree from
University of Gadjah Mada (UGM) and often voiced the rights and
equality in a marriage. However, when faced with traditional custom, her
hands are tied. If asked about the matter, she would be upset and feel
the question cornered her. While in fact, since they only rely on his
salary as a teacher, the education for their five children is lagging.
Not one of them achieve university education. The comparison of his
children to his nephews is like heaven and hell with the nephews all
driving cars.
The teacher got curious. He asked the elderly people. Why did that
happen. But the answer is killing him. Everybody answered: nak mula
keta. Meaning, that’s the way it should be. That was always the answer
that parents provided if anyone tried to dig, what exactly is planned
and required by indigenous custom.
He could not hold his suspicion. Is the indigenous custom a man who
hate women? Otherwise, why does it feel that within the custom there is
discrimination, vengeance, and as if there is a streak of revenge from
those who had been hurt. Have women hurt men?
"Gotong Royong"

The motto of Unity in Diversity is not empty words but real deeds. It
does not imply an amalgam, it means unity based on selfless sincerity
within a plural society.
However, along the way, gotong royong has gone through a lot of
phases. The concept moves around and has been ridden, yielding a range
of meanings. And sometimes too, it passes through a somersault phase
that brought “a suicidal” policy. For the sake of togetherness, the
personal became forbidden and also suffered.
In modern times, the economic element grows rapidly. Often it grows
too fast and forces people to become “economic animals”.
Individualism—in the name of independence, freedom, and humanity—has in
fact deflated the “bebrayatan” or kinship ties, if not kicking them out
altogether. The relationship of patembayan—relationships based on
interests, such as businesses—becomes more important than
paguyuban—relationships based on emotional bonds. Solidarity,
fraternity, and the spirit of camaraderie give way to the glory of the
materials.
The meaning of gotong royong has been twisted. It seems that the role
model tenet does not get along well with human beings’ efforts to
pursue comfort and the continuance of their personal life.
"The Maestro"

We cannot measure the grandeur of a maestro with numbers. We cannot
measure it in sums. We instead assess it from the influence, impact,
benefit, of their presence to the environment and to those who have been
touched by them directly or indirectly. The effects of their presence
create change, progress, and even a reversal or deviation from present
values to reach a higher place. The greatness of a maestro creates new
values and harmony.
Through a maestro’s virtuoso the surrounding life becomes fertile.
Fresh ions are spread to recycle thoughts and feelings thus instigate a
sense of creating and producing. A maestro is a fertilizer, a stimulant,
that moves life forward to find answers harmonious with the challenges
and demands of times. A maestro is the prime pillar in his or her field.
Yet, a maestro is also an ordinary human being. They are not sterile
of those needs that other people also have. Their greatness is not
always followed by a proper bonus for all the hard work, struggle,
sacrifice, and service they do. Oftentimes, they do not get what they
deserve. Too much focus on their specific activities, their attention
has shifted from taking care for their own life. When other people
relish on their retirement days, many maestros are helpless. They just
have to exchange their grandeur with hardship.
Many maestros are paralyzed in their old age. Their body deteriorates
although their passion could still be burning. Or, probably their
spirit starts to get exhausted because, just like their heads, they
always bumped into a stubborn stone hill. The burden they have to carry
is too heavy. The maestros have neglected the safety and comfort of
their last years of life for the sake of work. It is true that their
greatness benefit many people, even the country, but often not to
themselves. In such helpless state, many maestros died in silence;
disappear and vaporized. Even history forgets to record them.
Every now and then, the state is in awe. Marveled by the flashlights,
and suddenly remembers their assets they should take care of. Not only
oil, gas, and other natural resource that can be measured with numbers,
that have to be taken care of, but also the old, toothless, tigers. Then
the state hastily forms official committee to convey charity of welfare
to these maestros. Despite the tiny amount, the attention is
reasonable. But only half a year through, the donation subsides, and
gone into the ether. There are many reasons. Urgent problems are piling
up. Legend has it that the donation is never clear, is actually
terminated, or redirected into greedy baskets.
The maestros could not care less since they have found their inner
joy. The significant presence of their work is sufficient. The sparkling
awe and respect in the eyes of the audience is everything. Material was
not what they strived for. It is meaning. Comfort is not what they are
heading to. It is the adequacy of many people. To them, living in
service is their right. They do not care whether they are losers because
they have accept themselves as victims. Their life is a dharma for the
society, and for life.
Wednesday, December 19, 2012
Ritual Pengantar Arwah Khusus untuk Tentara Gurkha
Ritual pengantar arwah itu diselenggarkan oleh Organisasi Veteran Tentara Gurkha (GAESO). GAESO mengumpulkan pendeta dari seluruh wilayah Nepal untuk menjalankan ritual bagi rekan-rekannya yang sudah meninggal itu.
“Arwah mereka masih berkeliaran di dunia ini karena mereka dimakamkan secara tidak layak. Arwah mereka harus dibebaskan dengan cara melakukan ritual tertentu," ujar Ketua GAESO Padam Bahadur Gurung, seperti dikutip Reuters, Kamis (22/11/2012).
Kepercayaan di Nepal menyebutkan para anak cucu akan terkena bala bila nenek moyangnya masih menjadi arwah penasaran. Keturunan dari arwah tersebut harus menyelenggarkan ritual untuk mengantarkan arwah poenasaran itu ke dunia yang selanjutnya.
Tentara Gurkha dikenal sebagai tentara yang bengis dalam pertempuran. Tentara Gurkha direkrut oleh Inggris setelah mereka berhasil memukul mundur tentara Inggris yang ingin menginvasi wilayah Nepal pada tahun 1815. Dalam upaya invasi itu banyak tentara Inggris yang menjadi korban keganasan tentara Gurkha.
Tentara Gurkha juga ikut bertempur untuk Inggris dalam Perang Dunia II. GAESO mengatakan sekitar 60 ribu tentara Gurkha tewas dalam pertempuran selama Perang Dunia II berlangsung. GAESO menyatakan rekannya yang gugur tersebut tidak mendapat pengakuan yang layak dari pemerintah Inggris
Topeng V for Vendetta Dilarang di Dubai
DUBAI – Pihak kepolisian di Dubai, Uni Emirat
Arab (UEA) melarang warganya menggunakan topeng “V for Vendetta”. V
for Vendetta sendiri merupakan cerita komik terkenal dari Amerika
Serikat (AS) yang tokoh utamanya bernama Guy Fawkes.
Guy Fawkes adalah sosok pemberontak melakukan perlawanan terhadap pemerintah diktator. Topeng yang dikenakan Guy Fawkes menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap pemerintah dan seringkali digunakan oleh para aktivis ketika melakukan aksi protes, khususnya aktivis di negara-negara barat.
Topeng V for Vendetta juga menjadi populer di Timur Tengah ketika beberapa negara di kawasan tersebut mengalami revolusi, seperti diberitakan Digitalspy, Jumat (23/11/2012).
Kebijakan dari polisi Dubai itu dikeluarkan sebagai tindakan pengamanan atas perayaan hari nasional UEA, yang jatuh pada 2 Desember mendatang. Polisi yang menemukan warga menggunakan topeng itu pada hari nasional akan ditahan oleh polisi karena dianggap berusaha membuat kerusuhan politik.
“Kami tidak mengijinkan simbol-simbol yang memancing sikap perlawanan terhadap pemerintah digunakan pada perayaan hari nasional. Kami meminta warga menggunakan simbol yang menunjukkan sikap patriot seperti simbol kenegaraan dan bendera," ujar kepolisian Dubai.
Guy Fawkes adalah sosok pemberontak melakukan perlawanan terhadap pemerintah diktator. Topeng yang dikenakan Guy Fawkes menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap pemerintah dan seringkali digunakan oleh para aktivis ketika melakukan aksi protes, khususnya aktivis di negara-negara barat.
Topeng V for Vendetta juga menjadi populer di Timur Tengah ketika beberapa negara di kawasan tersebut mengalami revolusi, seperti diberitakan Digitalspy, Jumat (23/11/2012).
Kebijakan dari polisi Dubai itu dikeluarkan sebagai tindakan pengamanan atas perayaan hari nasional UEA, yang jatuh pada 2 Desember mendatang. Polisi yang menemukan warga menggunakan topeng itu pada hari nasional akan ditahan oleh polisi karena dianggap berusaha membuat kerusuhan politik.
“Kami tidak mengijinkan simbol-simbol yang memancing sikap perlawanan terhadap pemerintah digunakan pada perayaan hari nasional. Kami meminta warga menggunakan simbol yang menunjukkan sikap patriot seperti simbol kenegaraan dan bendera," ujar kepolisian Dubai.
Subscribe to:
Posts (Atom)