Salah satu crop circles buatan manusia
JAKARTA - Crop circle ternyata bukanlah bekas lokasi pendaratan UFO seperti yang selama ini banyak orang awam duga.
"Crop
circle bukanlah bekas lokasi pendaratan UFO, melainkan tanda yang
digunakan sebagai jejak oleh entitas cerdas dari planet lain," jelas Nur
Agustinus, salah satu pendiri BETA-UFO Indonesia, komunitas peneliti
benda terbang tak teridentifikasi (UFO).
Hari Minggu (23/1)
sempat heboh karena di Dusun Kracakan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah,
Sleman, DIY, ditemukan crop-circle, sama seperti yang banyak ditemukan
di negara-negara lain.
"Crop circle sangat kecil kemungkinannya
dibuat oleh manusia karena motifnya yang sangat rumit, polanya sangat
teratur, juga waktu pembuatannya yang singat, yakni hanya semalam saja,"
kata Nur Agustinus kepada Okezone di Jakarta, Senin (24/1/2011).
Nur Agustinus juga mengatakan bahwa tiap-tiap crop-circle memiliki makna.
Siang
ini tim dari BETA-UFO Indonesia akan berangkat ke lokasi kejadian di
Sleman, untuk meneliti lebih lanjut crop-circle tersebut.
"Crop-circle
yang terjadi di Indonesia bukan hanya di Sleman saja. Menurut laporan
ke kami, tahun 1998 di Tuban juga pernah terjadi fenomena serupa,"
terang Nur Agustinus.
Nur Agustinus Soedjatmiko adalah seorang
Ufolog berlatarbelakang pendidikan Psikologi kelahiran 26 April 1966.
Salah satu pendiri BETA-UFO Indonesia ini adalah juga pendiri dan
Direktur dari Lembaga Konsultasi Psikologi dan Manajemen Bina Grahita
Mandiri.
Saat ini Nur Agustinus telah menulis beberapa buku,
diantaranya 'Satu Dekade Perjalanan Komunitas BETA-UFO Melacak Fenomena
UFO', 'Phobia', 'Antara Anak dan Keluarga', 'Mengatasi Hambatan Bisnis
bagi Eksekutif'.
Terkait UFO, dalam istilah Bahasa Indonesia, UFO
sebenarnya disebut Benda Terbang Aneh (BETA) atau Benda Terbang Belum
Dikenal (BETEBEDI). Dua istilah itu memang belum terlalu populer
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat