Laman

Saturday, December 10, 2011

Tedhak Siten, Tahapan Baru Kehidupan Manusia


Warisan Indonesia/Bhrahu Pradipto
Sejak bayi hingga dewasa, manusia mengalami perubahan lingkungan yang dapat memengaruhi mentalnya. Karena itulah ia perlu disiapkan dalam bentuk upacara. Tedhak Siten atau Turun Tanah hanya salah satunya. Upacara itu merupakan ungkapan rasa syukur karena mendapat titipan dari Tuhan.
Nuriyah Abdurrahman Wahid tertawa melihat dua orang cucunya yang masih berusia di bawah lima tahun muncul mengenakan busana Jawa. Malika Aurora Madura, putri dari Yenny Wahid—putri kedua dari empat putri presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid—mengenakan kain kebaya. Sedangkan Kahlil Pandyakira Abdurrahman Akbarsyah, putra dari Anita Wahid—adik Yenny—mengenakan kain dan surjan lengkap dengan belangkon. Semua yang hadir ikut tersenyum-senyum melihat kelucuan mereka.
Hari itu, 7 Mei 2011, di sela kesibukannya membangun partai baru, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny) dan suaminya Dhohir Farisi, bersama Anita Hayatunnufus Rahman Wahid (Anita) dan suaminya, Imam Jehan Akbarsyah Sikumbang, mengadakan upacara Tedhak Siten bagi anak-anak mereka.
Yenny mengatakan, menjalankan tradisi Tedhak Siten ini dengan harapan agar putrinya kelak selamat dunia dan akhirat. “Saya juga berharap agar Malika menjadi anak yang mandiri, bertanggung jawab, serta mendapatkan derajat yang baik di tengah masyarakat,” ujar Yenny.
Akhir-akhir ini upacara Tedhak Siten diadakan oleh banyak tokoh. Pasangan Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo, misalnya, juga menyelenggarakan Tedhak Siten ketika putrinya, Siti Kirania Trihatmodjo, berusia 7 bulan.

No comments:

Post a Comment

terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat